Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berencana mengantarkan anak usahanya, PT Adhi Persada Gedung untuk menjadi perusahaan publik pada September tahun ini.
Budi Harto, Direktur Utama Adhi Karya menyebutkan, jumlah saham yang akan dilepas sebanyak 35 persen. Sementara, Adhi Karya menargetkan dapat meraup dana sebesar Rp2 triliun dari pelaksanaan penawaran umum saham perdana (
Initial Public Offering) tersebut.
"Persiapan IPO yang kami siapkan adalah Adhi Persada Gedung, akhir tahun ini rilis IPO itu," ucap Budi, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, Adhi Persada Gedung merupakan anak usaha Adhi Karya yang didirikan pada 10 Desember 2013 lalu. Anak usaha ini bergerak dalam bidang jasa konstruksi, khususnya konstruksi bangunan bertingkat.
Secara terpisah, Direktur Keuangan Adhi Karya Haris Gunawan menuturkan, total aset yang dimiliki Adhi Persada Gedung saat ini berkisar Rp3 triliun.
Menurutnya, perusahaan belum menunjuk penjamin emisi (
underwriter) untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut. Haris mengaku, perusahaan masih menghitung valuasi saham oleh konsultan independen.
"Ini masih proses jadi belum tunjuk underwriter nya. Kami belum tender tapi kami sudah lakukan valuasi oleh konsultan independen," kata Haris.
Sementara itu, Adhi Karya telah menyiapkan dana sebesar Rp500 miliar untuk menyuntikan modal kepada Adhi Persada Gedung. Di mana nilai tersebut juga masuk dalam belanja modal perusahaan tahun 2017 sebesar Rp3,5 triliun.
"Kegunaan belanja modal macam-macam, kami mau suntik di Adhi Persada Gedung itu Rp500 miliar untuk persiapan IPO, lalu Rp300 miliar untuk PT Adhi Persada Beton," paparnya.
Rencananya, Adhi Persada Beton bakal menggunakan dana itu untuk perluasan pabrik. Sedangkan, sekitar Rp200 miliar akan digunakan untuk pengembangan properti.
Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aloysius Kiik Ro menyatakan, ada sembilan anak usaha BUMN yang akan melakukan IPO tahun ini.
Pihaknya menargetkan dana yang dihimpun dari IPO yang dilakukan sembilan perusahaan itu dapat mencapai Rp19 triliun hingga Rp21 triliun.
Beberapa anak usaha yang akan melantai di bursa menurutnya adalah anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni, PT Tugu Pratama Indonesia. Kemudian, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) yaitu PT Jasa Armada Indonesia.
"Anak Pelindo II itu dianggap siap dan tinggal persetujuan menteri," kata Aloysius belum lama ini.
Selain dua itu, Aloysius menyatakan sisanya merupakan anak usaha BUMN yang bergerak dalam sektor jasa penerbangan, properti, konstruksi, dan infrastruktur.