Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) bakal menerbitkan obligasi dengan total Rp5 triliun melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB). Tahun ini perusahaan akan menerbitkan terlebih dahulu obligasi senilai Rp3,5 triliun dan sisanya dikeluarkan tahun depan.
Direktur Keuangan Adhi Karya Haris Gunawan menjelaskan, sebagian penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan proyek
light rail transit (LRT) sebelum mendapatkan dana dari investor PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
“Kami kontraktor, kalau kontraktor kan dibayar. Nah dibayarnya sama KAI yang masih proses, tapi kan pembangunan tidak bisa dihentikan jadi kami butuh dana untuk terus melanjutkan proyek ini dulu sampai nanti ada pembayaran," papar Haris, dikutip Sabtu (11/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Haris, perusahaan paling tidak membutuhkan dana 30 persen dari dana investasi LRT Rp23 triliun sambil menunggu dana dari KAI. Artinya, perusahaan membutuhkan sekitar Rp6 triliun.
Namun, sebelumnya Adhi Karya telah mendapatkan dana Rp1,4 triliun melalui penyertaan modal negara (PMN).
"Nah, sisanya kan Rp4,6 triliun. Nanti 40 persen dari penerbitan obligasi, 60 persen dari pinjaman perbankan," jelas dia.
Dengan demikian, Adhi Karya akan menggunakan Rp1,84 triliun dari obligasi untuk mendukung pembangunan proyek LRT. Kemudian, sisanya Rp2,76 triliun akan dipenuhi oleh pinjaman perbankan.
Rencananya, perusahaan akan mengeluarkan obligasi tahap pertama tersebut pada semester I 2017. Untuk saat ini, perusahaan telah menunjuk empat penjamin emisi (
underwriter) di antaranya PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, dan PT BCA Sekuritas.
Sementara, Adhi Karya belum mendapatkan pembiayaan dari perbankan. Saat ini, jelas Haris, pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan tiga bank yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).
Namun, pinjaman perbankan ini nantinya bukan sepenuhnya untuk Adhi Karya. Pinjaman tersebut bisa terbagi juga untuk KAI. Sebelumnya, Bank BNI mengaku siap untuk memberikan pembiayaan sebesar Rp6 triliun.
Sebagai informasi, pemerintah telah membuat skema pembiayaan LRT di mana 67 persen akan dilakukan dengan pinjaman perbankan, dan sisanya 33 persen berasal dari KAI. Sementara, total dana prasarana untuk proyek LRT sendiri sebesar Rp23,3 triliun.