Jakarta, CNN Indonesia -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk membukukan pertumbuhan aset 40,34 persen, yaitu dari Rp9,12 triliun pada 2015 menjadi sebesar Rp12,78 triliun pada akhir tahun lalu. Kinerja kinclong itu ikut menggemukkan pangsa pasar CIMB Niaga Syariah dari sisi aset terhadap total bank umum yang yang memiliki UUS, yaitu sebesar 5,45 persen ketimbang 3,90 persen tahun sebelumnya.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan, pertumbuhan aset itu didongkrak oleh meningkatnya pembiayaan dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). "Pertumbuhan produk CIMB Niaga Syariah tahun lalu cukup menggembirakan," ujar Pandji di Graha CIMB Niaga, Senin (13/3).
Dari sisi bisnis, pembiayaan CIMB Niaga Syariah tercatat tumbuh 40,2 persen menjadi Rp10,12 triliun pada 2016 lalu dibandingkan dengan posisi 2015 yang sebesar Rp7,28 triliun. Segmen business banking dan consumer banking menjadi motor penggerak pertumbuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan pembiayaan terjadi di seluruh segmen bisnis. Kalau kami lihat, consumer banking motornya ada tiga, yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kartu kredit, dan pembiayaan kendaraan bermotor," terang dia.
Tahun ini, CIMB Niaga Syariah akan lebih gencar menyalurkan pembiayaan ke bisnis KPR dan KKB. Khusus untuk KPR, CIMB Niaga Syariah menargetkan pembiayaan hingga Rp3,5 triliun atau naik 29,6 persen dari tahun lalu yang hanya mencapai Rp2,7 triliun.
Pandji menargetkan, share book business banking syariah tahun ini sebesar 10 persen terhadap total kredit CIMB Niaga. "Tahun ini ada produk baru lagi, mengenai personal loan. Tetapi, belum jadi prioritas tahun ini," jelasnya.
Setali tiga uang, DPK CIMB Niaga Syariah juga meningkat 40,2 persen menjadi Rp10,63 triliun per 31 Desember 2016 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp7,58 triliun. Pertumbuhan didorong oleh pencapaian produk tabungan haji, yakni terdiri dari Tabungan Rencana Haji dan Tabungan Pahala Haji serta tabungan iB Mapan Wakaf.
Dari sisi rasio keuangan, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) tercatat turun menjadi 1,15 persen per Desember 2016 dari posisi 2015 yang sebesar 1,86 persen. Tak heran, laba CIMB Niaga Syariah pun melejit 165,51 persen dari Rp115,03 miliar pada 2015 lalu menjadi Rp305,43 miliar hingga akhir tahun lalu.
Spin Off Dengan Aset Rp30 TKendati bisnis syariah CIMB Niaga melesat dan asetnya tembus Rp12 triliun, manajemen belum mau buru-buru memisahkan diri (
spin off) dari sang induk. Pandji menuturkan, manajemen menargetkan
spin off setelah aset CIMB Niaga Syariah mencapai Rp30 triliun atau sebelum tahun 2023 mendatang.
"Itu ada dua hal yang secara internal supaya bisa dipenuhi terlebih dahulu sebelum
spin off. Pertama, secara
size (ukuran), kami ini harus besar dulu, kami tak ingin
spin off dengan aset sekarang ini. Jangan sampai dengan aset seperti ini kami spin off malah
cost-nya yang membengkak," pungkasnya.