Danai Ekspansi, BNI Terbitkan NCD Rp2,7 Triliun

CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2017 10:22 WIB
BNI menerbitkan sertifikat deposito dengan tenor jangka pendek demi tersedianya likuiditas untuk mendukung kebutuhan cashflow rupiah dan ekspansi bisnis.
BNI menerbitkan sertifikat deposito dengan tenor jangka pendek demi tersedianya likuiditas untuk mendukung kebutuhan cashflow rupiah dan ekspansi bisnis. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menerbitkan sertifikat deposito dengan tenor jangka pendek (Negotiable Certificate of Deposit/NCD) senilai Rp2,7 triliun.

Sekretaris Perusahaan BNI Kiryanto mengatakan, perseroan telah menerbitkan NCD berdenominasi rupiah tanpa warkat (scripless) tahun 2017 sebesar Rp 2,7 trilliun dengan arranger yang terdiri dari BNI Securities, BCA Sekuritas, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas.

Adapun realisasi NCD dibukukan pada tanggal 10 Maret 2017 dengan rincian, pertama, tenor 370 hari kalender sebesar Rp2,195 trilliun dengan tingkat diskonto 7,55 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, tenor 18 bulan sebesar Rp350 miliar dengan tingkat diskonto 7,90 persen. Ketiga, tenor 24 bulan sebesar Rp150 miliar dengan tingkat diskonto 8,05 persen. Dan terakhir, tenor 36 bulan sebesar Rp5 miliar, dengan tingkat diskonto 8,35 persen.

"Dampak kejadian adalah tersedianya likuiditas untuk mendukung kebutuhan cashflow rupiah dan ekspansi bisnis BNI," katanya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (14/3).

Sebelumnya, bank pelat merah ini mengaku siap memberikan pinjaman sebesar Rp6 triliun untuk proyek light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek).

Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni menjelaskan, pemerintah telah memutuskan untuk menggunakan pinjaman perbankan sebesar 67 persen untuk menutupi kebutuhan proyek LRT Jabedebek.

Artinya, sebesar Rp18 triliun akan berasal dari pinjaman perbankan. Selain BNI, dua bank pelat merah lainnya yang diminta untuk menyuntik modal ke proyek tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).

"Biasanya kalau bertiga itu kan bagi rata. Kalau kebutuhan Rp18 triliun, bagi tiga jadi masing-masing Rp6 triliun, atau proporsional dari besarnya aset," papar Baiquni belum lama ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER