Sucorinvest Asset Management Optimis IHSG Tembus 6.100

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2017 17:24 WIB
Laju IHSG bakal didorong oleh laba bersih emiten yang diprediksi tumbuh 25 persen, khususnya emiten perbankan, infrastruktur, dan komoditas.
Direktur Investasi Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana dan Analis Sucorinvest Asset Management Billy Budiman. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Surabaya, CNN Indonesia -- PT Sucorinvest Asset Management memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 6.100 sepanjang tahun ini. Target tersebut berada diatas rata-rata target analis atau ekonom lainnya yang mencapai 6.000.

Direktur Investasi Sucorinvest Jemmy Paul Wawointana menuturkan, laju IHSG bakal didorong oleh laba bersih emiten yang diprediksi tumbuh 25 persen, khususnya emiten perbankan, infrastruktur, dan komoditas.

Jemmy berpandangan, emiten perbankan yang bakal menarik sepanjang tahun ini yakni, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Menurutnya, harga saham ketiga emiten tersebut masih murah meski Bank Mandiri dan Bank BNI termasuk saham blue chip.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami suka ketiga bank itu, valuasinya masih sangat murah. Mereka juga tumbuh," ucap Jemmy di Surabaya, Selasa (14/3).

Selain itu, kredit dari ketiga bank ini juga dinilai dapat tumbuh, khususnya untuk sektor komoditas seiring dengan membaiknya harga sejumlah komoditas seperti batu bara, gas alam, dan tembaga. Harga komoditas ini juga sekaligus memberikan sentimen kepada pasar modal.

"Pokoknya tiga sektor yang utama, perbankan, komoditas, dan infrastruktur," jelas dia.

Untuk infrastruktur sendiri, emiten yang mempengaruhi laju IHSG seperti PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT PP Tbk (PTPP). Dalam hal ini, Jemmy menempatkan Adhi Karya pada posisi pertama karena emiten tersebut telah menemukan jalan keluar dari pembiayaan proyek light rail transit (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi Tangerang (Jabodebek).

"Adhi Karya cukup bagus, karena akhirnya dia sudah bisa membiayai LRT itu kan," katanya.

Sentimen Politik

Sayangnya, kondisi politik yang cukup memanas karena adanya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) khususnya di DKI Jakarta dinilai dapat menghambat pergerakan IHSG tahun ini. Menurut Jemmy, beberapa investor memutuskan menahan transaksinya karena merasa takut dengan kondisi politik di Indonesia.

"Pasar iya mengaku begitu, karena itu bukan cuma keluar dari kami tapi juga dari asing berdasarkan roadshow-roadshow yang dilakukan perusahaan sekuritas," sambungnya.

Selain itu, rencana kenaikan suku bunga The Fed juga sedikit menjadi penahan bagi laju IHSG. Di mana, ketika suku bunga Amerika Serikat (AS) naik maka akan berisiko bagi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Kalau mereka naikkan suku bunga, rupiah jeblok. Tapi ya kalau dilihat fenomenanya, mereka naikkan suku bunga, mereka takut infasi. Berarti inflasi lagi naik, harga komoditas tinggi, nah ini ekspor terbantu dan secara tidak langsung bantu rupiah nantinya," paparnya.

Untuk itu, ia memprediksi rupiah belum tentu akan turun jeblok dalam jangka panjang. Paling tidak, rupiah bisa kembali stabil dalam rentang Rp13.300 hingga Rp13.600. Untuk diketahui, rupiah saat ini berada di level Rp13.370. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER