Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut bahwa investor asal Korea Selatan (Korsel) menaruh minat pada sejumlah proyek infrastruktur di sektor energi, khususnya pembangkit listrik.
Sebagai tahap awal, Kepala BKPM Thomas Trimakasih Lembong mengatakan, pekan ini akan dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sejumlah proyek senilai total US$200 juta dengan beberapa investor.
"Ekspektasi di sektor infrastruktur, pembangkit listrik. Sepertinya, ada beberapa memorandum of understanding (MoU) proyek yang akan diteken nilainya kira-kira US$ 200 juta," tutur Thomas di sela gelaran Indonesia-Korea Business Summit di Hotel Shangri-La Jakarta, Selasa (14/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati berharap, selain masuk ke sektor pembangkit listrik, investor Korsel juga diharapkan mau berinvestasi pada pembangunan pabrik komponen ketenagalistrikan dengan menggandeng pelaku usaha lokal.
Hal itu dipercaya bisa meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri hingga mencapai 75 persen dalam tiga tahun mendatang. "Kemudian, untuk transporter gas, storage itu kan bisa mereka (investor Korsel) bangun di sini karena kebutuhan banyak," terangnya.
Saat ini, sambung Nicke, investor Korsel lebih banyak berinvestasi di sektor konstruksi pembangkit listrik. Kontribusi Korsel dalam memproduksi listrik lewat skema produsen listrik independen (IPP) sebesar 9 persen dari total IPP yang berasal dari perusahaan asing.