Stok Arab Melonjak, Harga Minyak Kembali Longsor

CNN Indonesia
Rabu, 15 Mar 2017 07:12 WIB
Harga minyak Brent berjangka terjun ke angka US$50,92 per barel, atau titik terendah sejak 29 November 2016 silam.
Harga minyak Brent berjangka terjun ke angka US$50,92 per barel, atau titik terendah sejak 29 November 2016 silam. (REUTERS/David Mdzinarishvili)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak kembali lunglai pada perdagangan Selasa (14/3) setelah organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) melaporkan peningkatan suplai global. Di samping itu, Arab Saudi, yang merupakan produsen minyak terbesar OPEC, justru menunjukkan penambahan stok.

Dikutip dari Reuters, data bulanan OPEC menunjukkan bahwa persediaan minyak di negara-negara industri meningkat ke angka 278 juta barel, di mana tambahan persediaan berasal dari produksi minyak non-konvensional AS dan negara non-OPEC lainnya. Angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata lima tahun terakhir.

Analis juga memperkirakan, persediaan minyak AS akan kembali meningkat lagi pada pekan ini. Jika ini terjadi, maka sudah 10 pekan AS mengalami penambahan suplai minyak mentah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, sumber lain mengatakan bahwa produksi Arab Saudi meningkat ke angka 10,01 juta barel per hari sepanjang Februari lalu. Namun, sumber lain mengatakan bahwa produksi negara jazirah itu malah turun 9,79 juta barel per hari.

Menanggapi hal tersebut, menteri energi Arab Saudi mengatakan bahwa perbedaan persepsi ihwal produksi minyak disebabkan oleh faktor-faktor operasional yang dipengaruhi oleh penyesuaian persediaan dan variabel lainnya.

Hal ini membuat harga minyak mencapai titik terendahnya dalam tiga bulan terakhir.

Tercatat, harga minyak Brent berjangka terjun ke angka US$50,92 per barel, atau titik terendah sejak 29 November 2016 silam. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun US$0,68 ke angka US$47,72 per barel, di mana angka ini merupakan titik terendah sejak 30 November 2016 lalu.

Diketahui, harga minyak Brent kini telah berada di bawah rata-rata harganya selama 200 hari terakhir. Sementara itu, harga minyak WTI tercatat terjun 11 persen dalam dua pekan terakhir.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER