Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengalokasikan anggaran sebesar Rp4 triliun untuk menumbuhkan bisnis perseroan melalui usaha anorganik, di antaranya untuk suntikan modal anak usaha, dan rencana akusisi serta ekspansi di Malaysia serta Filipina.
Direktur Keuangan dan Treasuri Bank Mandiri Pahala Mansury menjelaskan, perusahaan secara rinci menyiapkan investasi sekitar Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun untuk injeksi modal anak usaha dan Rp2 triliun lainnya untuk ekspansi dan kegiatan anorganik lainnya.
"Untuk akuisisi, belum ada rencana khusus. Kami masih lihat
market-nya, dan juga rencana ekspansi masih menunggu perkembangan dari otoritas di Malaysia," ujar Pahala, Selasa (14/3) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut saat ini Bank Mandiri masih melakukan penjajakan untuk masuk ke pasar Filipina. Pahala menilai, negara berpenduduk 100 juta itu merupakan salah satu pasar yang menarik di regional Asia Tenggara.
Bank Mandiri juga masih mematangkan rencana ekspansi bisnis di Malaysia setelah Otoritas Jasa Keuangan Indonesia dan Bank Negara Malaysia meneken kesepakatan asas resiprokal untuk bisnis perbankan.
"Kami akan sampaikan ke otoritas di Malaysia, kami sudah siap mejadi Qualified ASEAN Bank (QAB) dan bisa menjalankan bisnis di dana," ujar dia.
Meskipun demikian, menurut Pahala, Bank Mandiri akan lebih fokus untuk memperbaiki bisnis organik pada tahun ini. Bank berlogo pita emas itu tersebut menargetkan dapat mencetak pertumbuhan laba tahun ini, setelah pada 2016 laba perseroan turun 32,1 persen menjadi Rp13,81 triliun.
Dengan belanja modal anorganik Rp4 triliun, kapasitas permodalan Bank Mandiri dinilai masih memadai. Adapun Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Mandiri per Maret 2017 sebesar 19,5 persen, setelah pembagian deviden sebesar 45 persen dari laba.