Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga keuangan bank dan non bank menawarkan surat utang sebesar Rp8,28 triliun pada awal bulan hingga 15 Maret 2017. Berdasarkan catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia, surat utang tersebut berbentuk obligasi, obligasi subordinasi,
medium term notes (MTN), dan
negotiable certificate of deposit (NCD).
PT Permodalan Nasional Madani (Persero), salah satu perusahaan pembiayaan pelat merah yang menawarkan surat utang dalam bentuk MTN. PNM merilis dua seri MTN, yakni Seri A senilai Rp240 miliar dengan tingkat bunga 10,75 persen dengan tenor 24 bulan.
Sementara, Seri B bernilai Rp110 miliar dengan tingkat bunga 11,25 persen dan jangka waktu 57 bulan dan 26 hari. PNM sendiri tercatat memiliki surat utang jatuh tempo sebesar Rp687 miliar pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT Bank Pan Indonesia Tbk juga menawarkan obligasi subordinasi sebagai bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Target PUB Bank Panin sebesar Rp2,5 triliun, namun sebesar Rp100 miliar di antaranya sudah ditarik pertengahan tahun lalu. Kali ini, obligasi subordinasi akan menarik sisanya atau Rp2,4 triliun.
Obligasi subordinasi Bank Panin diganjar bunga 10,25 persen dengan tenor tujuh tahun. "Nantinya, seluruh dana yang diperoleh akan digunakan untuk memperkuat modal kerja untuk pengembangan usaha," ujar direksi Bank Panin dalam keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia, Selasa (13/3).
Selain Bank Panin, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tercatat menawarkan surat utang dengan jumlah tinggi, yaitu Rp2,7 triliun. NCD tersebut digadang-gadang untuk mendukung kebutuhan arus kas rupiah dan aktivitas usaha perseroan.
BNI menawarkan surat utangnya dalam bentuk NCD dengan empat seri, masing-masing Rp2,195 triliun (Seri A), Rp350 miliar (Seri B), Rp150 miliar (Seri C), serta Rp5 miliar (Seri D).
Adapun, tingkat bunga yang ditawarkan bervariasi mulai dari 7,55 persen hingga 8,35 persen dengan tenor 370 hari hingga 36 bulan. NCD bank pelat merah itu ditawarkan pada 9 Maret 2017.
Sejak awal Maret 2017, tiga perusahaan pembiayaan juga tercatat lebih dahulu merilis surat utangnya. Mereka adalah PT Indosurya Inti Finance, PT Indomobil Finance, dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk.
Ketiganya menawarkan surat utang masing-masing sebesar Rp22 miliar, Rp410 miliar, dan Rp2,014 triliun untuk surat utang konvensional Adira Finance, serta Rp386 miliar untuk sukuk mudharabah anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk tersebut.
Direktur Adira Finance I Made Dewa Susila menjelaskan, obligasi masih menjadi salah satu sumber pendanaan dan merupakan diversifikasi sumber pendanaan untuk menyesuaikan biaya dana dan faktor risiko. "Selain dari surat utang, perseroan juga mencari pinjaman perbankan, lokal maupun luar negeri," terang dia.
Sekadar informasi, secara keseluruhan, kebutuhan pendanaan Adira Finance tahun ini diperkirakan mencapai Rp13 triliun - Rp14 triliun. Adapun, total pembiayaan yang disalurkan perseroan tahun lalu sebesar Rp30,9 triliun. Target pembiayaan tahun ini diprediksi tidak akan jauh berbeda dari tahun sebelumnya.