Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank membukukan pembiayaan sebesar Rp88,53 triliun hingga akhir tahun lalu. Realisasi itu tercatat tumbu 18,31 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif LPEI Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, salah satu strategi perusahaan adalah memperbesar porsi pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berorientasi ekspor. Walhasil, segmen ini melonjak 44,54 persen dari Rp7,27 triliun pada akhir 2015 menjadi sebesar Rp10,50 triliun pada akhir tahun lalu.
"Berdasarkan segmen usahanya, sebagian besar pembiayaan disalurkan ke korporasi, yakni 88,08 persen. Sedangkan sisanya mengalir ke UKM berorientasi ekspor sebanyak 11,86 persen," ujarnya, mengutip Antara, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, pembiayaan konvensional masih mendominasi hingga 84,96 persen, dan sisanya disalurkan melalui prinsip syariah. Secara keseluruhan, LPEI membukukan aset tembus Rp110,67 triliun atau naik 18,47 persen ketimbang tahun sebelumnya, yaitu Rp84,97 triliun.
Kendati kinerjanya kinclong, laba bersih perusahaan malah mengendur 1,2 persen, yakni dari Rp1,42 triliun menjadi hanya Rp1,41 triliun.
Menurut Susiwijono, penurunan laba sejalan dengan perlambatan ekonomi dunia. "Jadi, terkait dengan kondisi perekonomian global dan perlambatan ekonomi tujuan ekspor Indonesia. Kondisi global secara keseluruhan melambat," katanya.
Apalagi, salah satu tujuan ekspor Indonesia, yakni China mengalami penurunan ekonomi dari 6,9 persen menjadi 6,7 persen pada 2016 lalu. Kemudian, Amerika Serikat dari 2,6 persen menjadi 1,6 persen, dan Jepang 1,2 persen menjadi 0,9 persen.
Namun demikian, Susiwijono optimistis, prospek usahanya tahun ini akan tetap baik meski tantangan global meningkat. LPEI mematok pembiayaan sebesar 18,70 persen menjadi Rp105,09 triliun dari 2016 yang sebesar Rp88,53 triliun.
Dari sisi aset, LPEI menargetkan pertumbuhan 14,41 persen menjadi Rp115,18 triliun pada tahun 2017 dari Rp100,67 triliun selama 2016.
Aktivitas usaha lainnya, yaitu penjaminan juga dipatok naik 13,92 persen dari Rp8,13 triliun menjadi Rp9,26 triliun. Sementara, bisnis asuransi dibidik meningkat 2,83 persen menjadi Rp9,70 triliun dibandingkan pencapaian 2016 lalu.