Ekspor Papua Amblas 96 Persen Akibat Freeport Dilarang Ekspor

CNN Indonesia
Kamis, 16 Mar 2017 11:51 WIB
Sepanjang Januari 2017, Freeport masih menyumbang nilai ekspor US$266,83 juta. Namun pada Februari 2017, tidak melakukan kegiatan ekspor sama sekali.
Sepanjang Januari 2017, Freeport masih menyumbang nilai ekspor US$266,83 juta. Namun pada Februari 2017, tidak melakukan kegiatan ekspor sama sekali. (Dok. Akun Facebook Freeport Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Simon Sapari menyebut ekspor Papua mengalami penurunan 96,25 persen sepanjang Februari 2017, akibat berhenti beroperasinya tambang Grasberg serta disetopnya ekspor bijih tembaga PT Freeport Indonesia.

"Freeport yang selama ini bisa berkontribusi positif untuk pendapatan negara, dalam satu bulan ini penurunan kontribusinya sangat drastis," ujar Simon di Jayapura, dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (16/3).

Meski tidak menyebut penurunan volume bijih tembaga yang diekspor, namun Simon menyebut sepanjang Januari 2017, Freeport masih menyumbang nilai ekspor US$266,83 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, sepanjang bulan lalu nilai ekspor dari Papua yang direkam BPS hanya US$10 juta. Saat ini, ekspor bumi Cendrawasih hanya bertumpu pada komoditas ikan dan kepiting, serta gas oksigen.

Dia menuturkan bahwa selama ini pendapatan ekspor Papua sebagian besar disumbang bijih konsentrat dan tembaga (HS44) yang seluruhnya dihasilkan perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS).

Simon pun berharap pemerintah dan manajemen Freeport bisa segera membuat kesepakatan terkait peralihan kontrak karya Freeport menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Sebab dampak negatif dari kekisruhan tersebut sudah mulai nampak.

"Kita memberikan informasi ini agar pihak-pihak yang bertikai bisa mempertimbangkan karena ini mempunyai dampak yang negatif terhadap pendapatan negara. BPS hanya bisa memberikan informasi data dan hal-hal lain yang terkait kebijakan kami serahkan ke negara," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER