Usai Puasa 40 Hari, Tambang Freeport Mulai Berproduksi Lagi

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2017 15:01 WIB
Freeport perlu melanjutkan produksi agar tambang bawah tanah yang sedang digarap tidak runtuh.
Juru Bicara Freeport Riza Pratama. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Freeport Indonesia mengatakan telah melanjutkan kembali kegiatan produksinya di tambang Grasberg, Mimika, Papua per hari ini. Ini merupakan produksi pertama sejak perusahaan menghentikan operasional pada 10 Februari 2017 silam.

Juru Bicara Freeport Riza Pratama menyebut, kapasitas operasional Freeport tidak akan maksimal. Namun, disesuaikan dengan kapasitas fasilitas pemurnian PT Smelting di Gresik, Jawa Timur.

"Sudah mulai beroperasi secara bertahap. Kami akan beroperasi sekitar 40 persen dari produksi normal," ujar Riza kepada CNNIndonesia.com, Selasa (21/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, produksi perusahaan sempat terhenti karena 40 hari setelah fasilitas pengolahan bijih (mill) berhenti beroperasi. Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak mengizinkan perusahaan untuk ekspor konsentrat pasca terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017.

Usai Puasa 40 Hari, Tambang Freeport Mulai Berproduksi LagiKegiatan operasional tambang Freeport. (Dok. Freeport Indonesia)


Pelaksanaan ekspor diperbolehkan asal perusahaan mengubah status izin usahanya dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Di samping itu, berhentinya aktivitas pertambangan Freeport ini juga disebabkan oleh mogok kerja yang dilakukan karyawan PT Smelting. Sehingga, konsentrat yang dikirim Freeport tidak bisa diserap PT Smelting. Apalagi, PT Smelting adalah satu-satunya smelter yang menyerap produksi Freeport.

Tidak Runtuh

Senior Vice President Geo Engineering Freeport Wahyu Sunyoto menambahkan, Freeport perlu melanjutkan produksi agar tambang bawah tanah yang sedang digarap tidak runtuh. Jika tambang runtuh, maka akses perusahaan terhadap cadangan tembaga menjadi sulit dijangkau.

"Kalau berhenti produksi secara normal, tambang yang runtuh tidak bisa ditambang lagi," ujar Wahyu, kemarin.

Menurutnya, utilisasi produksi Freeport pada waktu normal bisa mencapai 240 ribu ton ore per hari. Angka itu tercatat 80 persen dari kapasitas terpasang fasilitas produksi milik perusahaan sebesar 300 ribu ton ore per hari.

Sebagai informasi, Freeport telah menambang ore sebesar 1,7 miliar ton sejak operasinya dimulai di tahun 1967. Pada tahun lalu, produksi tembaga Freeport tercatat 482,16 ribu metrik ton dan emas sebesar 1.061 ons.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER