Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (22/3), imbas dari kondisi pasar saham global yang kurang kondusif dan tekanan aksi jual.
Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, bursa saham global tadi malam dilanda aksi jual oleh mayoritas pelaku pasar. Di mana, saham berbasis keuangan dan teknologi menjadi penekan saham Wall Street.
David merinci, Dow Jones dan S&P500 masing-masing melemah 1,14 persen dan 1,24 persen di 20.668,01 dan 2.344,02. Sementara, Nasdaq terkoreksi 1,8 persen di 5.793,82.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menandakan koreksi untuk empat hari perdagangan berturut-turut," terang David dalam risetnya, dikutip Rabu (22/3).
Pelemahan saham Wall Street, lanjut David, juga beriringan dengan pelemahan lanjutan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan harga obligasi yang menguat. Berbagai faktor tersebut diindikasikan sebagai meningkatnya risiko pasar saham Wall Street.
IHSG Hari IniSementara itu, IHSG kemarin berhasil ditutup menguat 9,1 poin (0,16 persen) ke level 5.543. Menurut David, saham sektor komoditas khususnya batu bara dan perkebunan, serta saham emiten perbankan menjadi penopang laju IHSG.
"Penguatan IHSG ditopang pembelian bersih asing yang mencapai Rp392,5 miliar," kata David.
Namun, IHSG diprediksi mengalami koreksi hari ini dipengaruhi bursa global, tekanan jual, dan anjloknya harga minyak dunia. Dengan demikian, David memprediksi IHSG bergerak dalam rentang
support 5.500 dan resisten 5.560.
"Namun tekanan jual diperkirakan tidak berlangsung lama dan pasar kembali melanjutkan tren kenaikannya," imbuh David.
Sama halnya dengan David, analis senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memprediksi adanya tekanan bagi laju IHSG disebabkan kurangnya sentimen positif. Selain itu, pelaku yang masih melakukan aksi ambil untung (
profit taking) juga turut menekan laju IHSG.
"Meskipun sebenarnya ada sentimen dari pembagian dividen, tapi sentimen itu tidak cukup untuk mengangkat IHSG," jelas Reza dalam risetnya.
Reza menganggap, penguatan IHSG kemarin termasuk terbatas. Sehingga, potensi pelemahan pun terbilang besar. Ia memprediksi, IHSG berada dalam rentang
support 5.512-5.527 dan resisten 5.556-5.569.