Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk (Persero) menarik sementara fasilitas pemberian kredit kepada karyawan PT Freeport Indonesia termasuk karyawan subkontraktornya. Kebijakan tersebut diambil oleh manajemen setelah polemik kepastian bisnis Freeport di Indonesia belum jelas, ditambah banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
"Kita tunggu situasinya dulu, karena Freeport kan sedang banyak PHK kita tunggu situasi terakhir, baru kita akan jalan lagi," ujar Direktur Mikro dan Bisnis Ritel Bank Mandiri Tardi, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/3).
Tardi mengatakan hal tersebut merupakan inisiatif internal Mandiri setah mendengar kabar PHK pegawai Freeport beberapa waktu terakhir. Ketidakjelasan jumlah pegawai yang di PHK tersebut menurutnya menambah risiko kredit yang selama ini dikucurkan oleh bank pelat merah itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Direktur Mikro dan Bisnis Ritel Bank Mandiri Tardi. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari) |
"Katakanlah saat ini ada 7 ribu pegawai, yang mau di-
lay off itu yang mana, kita kan tidak tahu, kita tunggu situasinya atau kepastiannya," jelasnya.
Menurut Tardi, portfolio kredit Mandiri kepada pegawai Freeport cukup besar untuk ukuran suatu perusahaan. Tardi mencatat saat ini terdapat nilai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan total Rp120 miliar yang dikucurkan Mandiri kepada nasabah yang menjadi pegawai perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu.
Di samping KPR, Mandiri juga mencatat ada Rp90 miliar kredit kategori
personal loan yang digelontorkan kepada para karyawan Freeport.
"Kartu kredit cukup besar juga namun saya kurang tahu posisinya berapa, namun yang pasti paling besar adalah KPR dan
personal loan," ujarnya.
Tardi mengakui dalam mengucurkan kredit ke perusahaan sejenis Freeport, Mandiri mengasuransikan tiap rupiah kredit yang disalurkan. Dengan asuransi maka setiap kredit yang berpotensi macet akan ter-
cover.Hal ini mengingat risiko premium kredit ke perusahaan tambang umumnya memang cukup tinggi. Terlebih perusahaan tersebut tengah melakukan efisiensi dengan melakukan PHK secara massal.
Kendati telah mengasuransikan kreditnya, Tardi menegaskan Mandiri tidak akan sembarangan mengucurkan pinjaman. Dengan prinsip hati-hati tersebut, Mandiri mampu memitigasi risiko kredit bermasalah (NPL) yang ditimbulkan oleh karyawan Freeport.
"Cukup baik tidak ada masalah yang signifikan, karena kalau toh PHK kan ada pesangon, pesangonnya itu lebih dari cukup untuk menyelesaikan kewajiban finansialnya," pungkasnya.