Pekan Ini, Pemerintah Rilis Sukuk Global US$2 Miliar Lebih

CNN Indonesia
Kamis, 23 Mar 2017 12:51 WIB
Penerbitan itu dilakukan dalam rangka pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.
Penerbitan itu dilakukan dalam rangka pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah akan menerbitkan obligasi global syariah (sukuk global) berdenominasi dolar AS pada minggu ini. Hal itu dalam rangka pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

"Nilai [sukuk global] mungkin lebih besar dari US$2 miliar ," tutur Sri Mulyani saat ditemui di Jakarta Convention Center, Kamis (23/3).

Tahun lalu, pemerintah menerbitkan sukuk global senilai US$2,5 miliar dalam dua varian tenor, yakni lima tahun dan 10 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk sukuk global dengan tenor lima tahun, pemerintah sukses menjual US$750 juta dengan tingkat imbal hasil (yield) 3,4 persen. Sementara untuk sukuk global bertenor 10 tahun dimenangkan US$1,75 miliar dengan yield 4,55 persen.

Sri Mulyani mengungkapkan saat ini Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan tengah melakukan transaksi penjualan atas sukuk global tersebut.

Sayangnya, Sri Mulyani masih belum bisa merinci varian sukuk global tahun ini.

Sebagai informasi, untuk pembiayaan tahun 2017, pemerintah bakal menerbitkan empat jenis Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi valas dengan senilai total 25 persen dari target penerbitan Surat Berharga Negara Bruto yaitu di kisaran Rp149,25 triliun.

Pada akhir tahun lalu, pemerintah telah menerbitkan obligasi global sebesar US$3,5 miliar atau setara dengan 47 triliun sebagai bagian dari strategi pembiayaan di awal (pre-funding).

Selain menerbitkan sukuk global berdenominasi dolar AS, pemerintah juga akan menerbitkan obligasi dalam denominasi euro, dan obligasi dalam denominasi yen (samurai bond).

Rencananya, penerbitan obligasi. Negara berdenominasi valas akan dirampungkan sebelum paruh pertama tahun ini guna mengantisipasi kondisi ketidakpastian global.

Adapun total utang baru yang akan ditarik tahun ini rencananya mencapai Rp384,69 triliun yang terdiri dari SBN neto sebesar Rp399,9 triliun dan pinjaman neto sebesar minus Rp15,30 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER