Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah bakal bertemu dengan perwakilan lembaga
rating internasional Standard & Poor (S&P) besok, Kamis (23/3). Hal itu dilakukan untuk memberikan informasi terkini terkait perkembangan perekonomian Indonesia dan perbaikan yang telah dilakukan.
Sebagai catatan, berbeda dengan lembaga Fitch Rating dan Moody's, saat ini S&P masih belum memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia. Tahun lalu, S&P masih menyematkan rating BB+ untuk Indonesia.
"Pokoknya kita akan menyampaikan seluruh
update apa yang kita capai di 2016 kemarin, terutama dari sisi keuangan negara, aspek fiskal," tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ditemui dalam perayaan sewindu PT Sarana Multi Infrastruktrur (Persero) di Hotel Ritz-Carton Pacific Place, Rabu (22/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sri Mulyani, dari sisi fiskal, S&P akan memperhatikan terobosan dari sisi penerimaan negera , terutama pajak, dan belanja negara.
"Mereka akan melihat belanja subsidi, belanja transfer daerah. Kami akan siapkan seluruhnya," tutur Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Sri Mulyani berharap, S&P dapat segera mengekor Fitch dan Moody's dalam memberikan peringkat layak investasi bagi kredit Indonesia.
Dalam kunjungan Sri Mulyani ke London, Inggris awal minggu ini, harapan yang sama juga diungkapkan para pemegang obligasi negara di London. Pasalnya, seluruh pondasi dari kebijakan fiskal,makro dan fundamental dianggap telah memenuhi syarat.
"Banyak dari mereka [pemegang obligasi negara] berharap peringkat Indonesia di-
upgrade menjadi
investment grade," ujarnya.