Dituduh Curang, Pemerintah Evaluasi Hubungan Dagang dengan AS

CNN Indonesia
Selasa, 04 Apr 2017 19:39 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa hubungan dagang AS dengan Indonesia telah mengakibatkan Amerika defisit.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa hubungan dagang AS dengan Indonesia telah mengakibatkan Amerika defisit. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan melakukan evaluasi terkait hubungan dagang dengan Amerika Serikat, merespon pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang kerap merugikan dan berbuat curang.

"Kami akan pelajari dulu dengan kementerian masing-masing. Namun, kami coba sisir dulu. Kami pelajari beberapa hari ke depan, baru kami jelaskan apa yang akan kami lakukan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Selasa (4/4).

Kendati demikian, Darmin menampik tuduhan Trump bahwa Indonesia masuk sebagai salah satu mitra dagang yang kerap membuat AS defisit karena telah berlaku curang. Menurutnya, ekspor produk Tanah Air ke Negeri Paman Sam tersebut tidak bersaing dengan produk asal AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Produk ekspor Indonesia justru bersaing dengan China dan Vietnam. Dengan demikian, seharusnya tak ada yang dikhawatirkan oleh Trump dan produk ekspor Indonesia seharusnya masih layak beredar di AS," imbuh Darmin.

Terkait evaluasi perdagangan yang akan dilakukan pemerintah, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan bahwa kementeriannya akan segera melihat kembali realisasi dan kinerja perdagangan antara Indonesia dengan AS sambil melihat langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Trump.

"Kami sedang menginventarisasi komoditas ekspor ke AS. Kami bikin daftarnya, kami ikuti saja perkembangan dan meminta perwakilan Indonesia di Washington DC untuk memantau dan mengikuti (rencana Trump selanjutnya)," jelas Enggar di kantornya.

Hal ini, lanjut Enggar, untuk memetakan komoditas apa saja yang selama ini diekspor ke AS dan potensinya seperti apa kalau Trump benar-benar menyeleksi perdagangan dengan Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk non-migas Indonesia ke AS mencapai US$2,78 miliar pada Februari 2017 lalu. Ini menempatkan AS sebagai negara tujuan ekspor non-migas kedua terbesar bagi Indonesia, setelah China yang sebesar US2,91 miliar. Di urutan ketiga, India dengan nilai ekspor US$2,34 miliar.

Secara keseluruhan, kinerja ekspor Indonesia sepanjang Februari lalu meningkat menjadi US$12,57 miliar, sedangkan impornya sebesar US$11,26 miliar. Hasilnya, Februari lalu, kinerja perdagangan Indonesia mengalami surplus US$1,32 miliar. Secara kumulatif, Januari-Februari Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$2,75 miliar.

Bidik Pasar Baru

Enggar mengungkapkan, sembari menunggu kebijakan perdagangan yang kian tak pasti dari AS, pemerintah akan lebih fokus untuk ekspansi produk ekspor ke sejumlah negara baru atau melakukan diversifikasi pasar.

"Sesuai perintah Presiden Joko Widodo adalah membuka pasar baru. Pasar baru ini diupayakan di tahun ini, targetnya tanda tangan kerja sama dengan 16 negara baru," kata Enggar.

Adapun, pasar baru yang dimaksud, seperti negara di kawasan Afrika, Timur Tengah, Euarasia, sampai Amerika Latin. Sejumlah negara di kawasan ini disebut-sebut belum secara maksimal memanfaatkan hubungan perdagangannya dengan Indonesia.

Kemudian, Indonesia juga akan bekerja sama secara regional dan multilateral dengan beberapa gabungan negara dan forum perdagangan, misalnya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER