Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indika Energy Tbk (INDY) menerbitkan surat utang (obligasi) berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai US$265 juta guna membayar utang obligasi yang jatuh tempo pada Mei 2018.
Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid menjelaskan, dengan pembayaran utang obligasi maka secara otomatis akan memperpanjang rata-rata umur jatuh tempo utang perusahaan.
"Ini mengubah kurva obligasi dan menegaskan akses yang dimiliki perusahaan terhadap pasar modal dan sumber-sumber pendanaan yang terdiversifikasi," ungkap Arsjad dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk membayar obligasi jatuh tempo tahun depan, lanjut Arsjad, duit tersebut akan digunakan untuk penarikan atau pembayaran kembali fasilitas kredit yang dimiliki anak perusahaan yaitu, Tripatra Engineers and Constructors dari Bank Mandiri. Serta untuk membayar pinjaman anak perusahaan Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) dari Bank ANZ Indonesia dan Standard Chartered Bank.
Selanjutnya, penerbitan obligasi ini juga dapat digunakan untuk penarikan atau pembayaran kembali fasilitas pinjaman berjangka yang dimiliki MBSS dari Bank Permata dan fasilitas pembiayaan al-Murabahah dan untuk modal kerja atau kebutuhan umum perusahaan.
"Transaksi ini menandakan kembalinya Indika Energy ke pasar modal utang primer setelah empat tahun lalu pada Januari 2013 menerbitkan obligasi bertenor 10 tahun senilai US$500 juta," papar Arsjad.
Manajemen mengklaim, aksi korporasi ini mendulang permintaan yang tinggi oleh beragam investor dan berhasil mengumpulkan dana sebesar US$1,2 miliar dalam
orderbook pada saat
pricing dari 135 rekening.
Obligasi tersebut teralokasi ke sejumlah pasar Asia sebesar 65 persen, 19 persen untuk Amerika Serikat (AS), 16 persen untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
"Dari tipe investor, manajer investasi menyerap sebesar 82 persen, bank atau
private bank 11 persen, dan dana pensiun atau asuransi mengambil alokasi 7 persen," jelas Arsjad.
Adapun, obligasi ini memiliki tenor selama lima tahun (5NC3). Kemudian, kupon yang ditawarkan sebesar 6,875 persen dan imbal balik penawaran kembali (
reoffer yield) sebesar 6,95 persen
Sebelumnya, lembaga rating Moody's telah memberikan rating Caa1 terhadap obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selain itu, Fitch juga memberikan peringkat CCC dan berpotensi untuk menaikan peringkatnya menjadi B-.