Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) berencana menunda kontrak jual beli listrik
(Power purchase Agreement/PPA) bagi proyek ketenagalistrikan sebesar 9 ribu Megawatt (MW) di pulau Jawa. Kebijakan tersebut seiring dengan pasokan listrik pulau Jawa yang diproyeksi bakal mengalami kelebihan
(oversupply) sekitar 5 ribu MW.
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso menjelaskan, pulau Jawa dan Bali pada awalnya mendapat jatah 21.252 ribu MW, atau 59,65 persen dari total kapasitas megaproyek 35.627 MW. Namun, melihat pertumbuhan permintaan listrik di pulau Jawa saat ini, kapasitas listrik sebesar 13 ribu MW dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan Jawa.
"Dengan asumsi (pertumbuhan permintaan listrik) saat ini, yang tadinya kebutuhannya sebesar 35 ribu MW (untuk) seluruh Indonesia, kini bisa dipenuhi dengan 23 ribu MW saja. Kalau bicara 2019 hingga 2020 itu sudah cukup. Sehingga, kebutuhan di Jawa mungkin hanya 13 ribu MW saja," jelas Iwan, Senin (10/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun saat ini, menurut dia, terdapat proyek sebesar 9.300 MW di Pulau Jawa yang sudah memasuki fase perjanjian jual beli listrik. Secara rinci, dia menjelaskan 9.300 MW pembangkit yang sudah terkontrak di Jawa, terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 sebesar 2x1.000 MW, PLTU Jawa 8 sebesar 1.000 MW, PLTU Jawa 1 sebesar 1.000 MW, PLTU Batang sebesar 2x1.000 MW, PLTU Tanjung Jati 5 dan 6 dengan besaran 2x1.000 MW, dan PLTU Jawa 3 sebesar 1.300 MW.
Dengan demikian, masih ada sisa proyek sekitar 4 ribu MW yang sampai saat ini belum memasuki tahap kontrak demi memenuhi kebutuhan listrik pulau Jawa. Untuk itu, PLN tidak akan lagi melakukan PPA bagi proyek pembangkit lainnya di pulau Jawa setelah sisa proyek sebesar 4 ribu MW ini selesai dikontrak.
"Masih ada sisa 4 ribuan MW yang belum terkontrak. Sementara, sisa proyek sebesar 9 ribuan MW kami
hold (tahan) dulu," ungkapnya.
Iwan menyebut, satu proyek yang rencananya akan ditunda adalah proyek pembangunan PLTU Jawa 5. Proyek tersebut sedianya akan dibangun oleh anak usaha PLN, PT Pembangkit Jawa Bali dengan kapasitas 2x1.000 MW.
"Jawa 5 tidak (diteruskan dalam jangka waktu dekat), apalagi kebutuhan listrik cukup dengan pertumbuhan ekonomi sekarang," pungkas Iwan.
Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2017 hingga 2026, suplai listrik di pulau Jawa diperkirakan akan bertambah sebesar 39,1 GW dalam 10 tahun mendatang. Angka ini lebih besar dibanding wilayah lain seperti Sumatera (21 GW), Kalimantan (6,9 GW), Sulawesi (8,6 GW), dan Maluku-Papua (2,1 GW).
Kendati demikian, pertumbuhan kebutuhan listrik di pulau Jawa diperkirakan akan bertumbuh 7,2 persen antara 2017 hingga 2026. Angka ini lebih kecil dibandingkan wilayah lain seperti Sumatera (11,2 persen), Kalimantan (10,1 persen), Sulawesi (11,7 persen), dan Papua (10,5 persen).