Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) masih memroses keputusan mekanisme prapenutupan atau
preclosing perdagangan saham sembari memantau pergerakan pasar yang beberapa hari terakhir ini terus menembus rekor terbarunya.
Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menyatakan, pergerakan IHSG saat ini terbilang positif dan ia tidak menemukan kejanggalan berupa transaksi di luar kewajaran seperti yang terjadi pada tiga bulan terakhir tahun 2016 kemarin.
"Selama ini kan tidak terjadi lagi. Selama ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mencetak rekor, lalu melampaui nilai transaksi, frekuensi, volume, kapitalisasi pasar. Ini luar biasa," ucap Alpino, Selasa (11/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekadar mengingatkan, pada akhir tahun lalu BEI menyatakan sering terjadi transaksi di luar kewajaran berupa aksi jual pada saat
preclosing, yakni 10 menit sebelum penutupan perdagangan atau pada pukul 15.50 hingga 16.00 WIB.
Dengan adanya aksi jual yang dilakukan pada saat preclosing, IHSG yang sebelumnya berada di teritori positif seringkali tiba-tiba anjlok dan akhirnya ditutup melemah.
Menurutnya, manajemen BEI tidak ingin terburu-buru dalam merumuskan mekanisme
preclosing baru sehingga membuat pelaku pasar tidak nyaman. Namun begitu, pihaknya tetap akan melihat perkembangan pasar untuk menentukan mekanisme tersebut.
"Kami akan ambil langkah yang terbaik untuk semua pelaku pasar, tidak boleh terburu-buru," imbuhnya.
Sebelumnya, BEI mensinyalir ada beberapa perusahaan sekuritas asing yang teridentifikasi melakukan transaksi itu. BEI pun melakukan pemanggilan untuk meminta penjelasan dan meminta perusahaan tersebut tidak lagi menuruti permintaan nasabah yang melakukan aksi jual pada saat
preclosing.
"Perusahaan sudah diminta klarifikasi datanya, semua
clear, sangat
clear. Ada memang pelaku pasar yang menjual dalam volume besar, tidak bisa diakomodir dalam jam reguler, nah jadi mereka menyelesaikan order nasabah tersebut," papar Alpino.
Sekadar informasi, awalnya BEI sepakat untuk mengubah mekanisme
preclosing dari yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka dengan mengikuti sistem yang dianut oleh Bursa di Singapura.
Namun, tidak semua transaksi bisa terlihat, tetapi hanya jika ada transaksi di luar kewajaran saja.
Tak hanya Singapura, BEI juga mempelajari sistem bursa saham di Thailand yang menggunakan sistem
random closing. Jika di Indonesia saat ini sistemnya tutup tepat waktu pada pukul 16.00 WIB, maka
preclosing Thailand berakhir secara acak dan tidak pasti.