Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan di tengah masyarakat capai 75 persen pada 2019 mendatang. Inklusi itu meliputi masyarakat yang menggunakan produk dan layanan keuangan dengan sasaran utama, yaitu masyarakat kelas bawah, dan menengah.
"Dewasa ini, inklusi keuangan masih 67,82 persen," ujar Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agus Sugiarto, mengutip Antara, Selasa (11/4).
Menurutnya, dari tingkat inklusi keuangan saat ini 67,82 persen, hanya 29,66 persen di antaranya yang sudah
literated atau mengetahui, terampil, percaya, dan berperilaku memadai dalam menggunakan produk dan layanan keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk terus meningkatkan inklusi keuangan sesuai program pemerintah, OJK mendorong masyarakat memiliki sikap keuangan untuk menentukan tujuan dan melakukan perencanaan keuangan.
"Peran kementerian, lembaga, serta pemangku kepentingan lainnya diharapkan semakin besar dalam kegiatan edukasi keuangan, termasuk menyediakan produk dan layanannya," katanya.
Bersamaan dengan itu, OJK juga meminta pelaku sektor industri jasa keuangan semakin lebih aktif atau lebih banyak terlibat dalam berbagai program literasi dan inklusi.
"Kalau masyarakatnya sudah memperoleh banyak literasi, maka permintaan akan naik," imbuh dia.
Khusus di Sumatra Utara, tercatat tingkat literasinya sudah 32,36 persen dengan tingkat inklusi sebesar 75,27 persen. Posisi itu menempatkan Sumut masuk dalam peringkat ke empat setelah DKI Jakarta, Jogyakarta dan Jawa Timur.