Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk alias BNI mencatat perolehan laba bersih pada sepanjang kuartal pertama tahun ini sebesar Rp3,23 triliun, tumbuh 8,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (
year on year/yoy). BNI pun mengaku masih mengejar pertumbuhan laba tahun ini dikisaran 11 persen-15 persen.
Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni mengaku puas terhadap kinerja perseroan di tengah penurunan kinerja kredit perbankan. Dia pun berharap pertumbuhan laba BNI tahun ini bisa tetap mencapai dua digit, meski tidak setinggi pertumbuhan di tahun lalu yang berada diatas 20 persen.
"Untuk tren laba perbankan saya tidak bisa memprediksi. Namun, saya perkirakan kami bisa menghasilkan pertumbuhan
double digit (tahun ini). Kami perkirakan paling tinggi laba BNI bisa mencapai 11-15 persen," ujar Baiquni di Jakarta, Rabu (12/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kinerja laba perseroan di kuartal pertama tahun ini, menurut Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Perbankan BNI Bob T. Ananta, terutama didorong peningkatan kinerja kredit perseroan. Penyaluran kredit tercatat tumbuh 21,4 persen (yoy) menjadi Rp396,2 triliun, yang didimonasi pada sektor-sektor produktif, terutama infrastruktur.
"Kami meyakini pembiayaan pada sektor infrastruktur merupakan pilihan terbaik karena selain turut mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur, juga memberikan berkah bagi bisnis BNI secara keseluruhan," ujar Bob dalam Konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/4).
Penyaluran kredit perseroan ke sektor infrastruktur, menurutnya mendatangkan peluang pengembangan pembiayaan bisnis dari hulu ke hilir (
supply chain financing). Dengan demikian, memunculkan sumber-sumber pembiayaan baru dan pendapatan berbasis komisi (
fee based income) baru dari segmen korporasi, antara lain berupa komisi sindikasi, pembiayaan perdagangan, bank garansi, hingga
cash management.
Seiring pertumbuhan kredit, pendapatan bunga bersih (
Net Interest Income/NII) perseroan tercatat tumbuh 12,3 persen (yoy) dari Rp 6,91 triliun menjadi Rp 7,76 triliun. Disisi lain, NIM perseroan tercatat turun dari 6,1 persen pada kuartal pertama tahun lalu menjadi 5,6 persen.
BNI pun memproyeksikan NIM perseroan akan berada dikisaran 5,7 persen-5,8 persen hingga akhir tahun ini.
"Kami memproyeksikan NIM akan terus mengalami penurunan berbarengan dengan penurunan biaya dana (
cost of fund)," ujar Direktur BNI Direktur Rico Rizal Budidarmo.
Selain pendapatan bunga, Pertumbuhan laba BNI juga didorong Pendapatan non bunga yang naik 14,2 persen menjadi Rp 2,23 triliun pada Kuartal pertama tahun ini. Pendapatan tersebut terutama didorong oleh komisi dari pembiayaan perdagangan, pengelolaan rekening, bisnis kartu, transaksi ATM, dan pendapatan lainnya.