Jakarta, CNN Indonesia -- PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) telah melakukan pembelian kembali (
buy back) saham pada tahun lalu hingga akhir kuartal I 2017 ini dengan total 512,2 juta saham.
Direktur Plaza Indonesia Lucy Suyanto menuturkan, harga dalam pembelian kembali saham tersebut sebesar Rp3.208 per saham. Artinya, perusahaan menggelontorkan dana hingga Rp1,64 triliun.
Menurut Lucy, hingga akhir tahun lalu total
buy back sebanyak 213 juta saham. Kemudian, dilanjutkan pada tahun ini sebanyak 299,2 juta saham. Lucy menyebut, hal ini dilakukan dengan mengacu aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengantisipasi kondisi pasar yang berfluktuatif. Sehingga, emiten berhak untuk melakukan
buy back.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi OJK memberikan kesempatan untuk semua emiten lakukan
buy back untuk menjaga kondisi pasar yang fluktuatif secara signifikan, jadi perusahaan mengantisipasi mengurangi dampak pasar dengan
buy back," papar Lucy.
Sementara itu, perusahaan masih pesimis dengan kondisi properti tahun ini. Investasi yang masih melambat di sektor properti terpaksa membuat perusahaan tidak membuat target lebih tahun ini. Plaza Indonesia Realty berharap meraup laba bersih dan pendapatan setidaknya sama dengan tahun 2016.
"Kami menargetkan pertumbuhan yang relatif stagnan karena industri properti belum begitu menjanjikan," terang Lucy.
Kinerja 2016Pada tahun lalu, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp1,65 triliun. Angka itu mengalami kenaikan sebesar Rp14,65 miliar. Lucy menjelaskan, peningkatan itu ditopang oleh naiknya pendapatan pusat perbelanjaan tahun lalu sebesar 2,6 persen menjadi Rp824,28 miliar.
"Pendapatan fX Sudirman naik 12 persen dari tahun 2015 sebesar Rp109,12 miliar menjadi Rp122,13 miliar," ujarnya.
Selain itu, pendapatan perkantoran juga tercatat naik 10,17 persen menjadi Rp229,35 miliar. Sementara, untuk segmen perhotelan sendiri, Hotel Grand Hyatt Jakarta meraup pendapatan sebesar Rp469,95 miliar dan Keraton Luxury Collection Hotel Rp101,57 miliar.
Dengan naiknya pendapatan perusahaan, laba bersih pun naik menjadi Rp725,62 miliar dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya Rp279,69 miliar. Rupanya, penurunan kerugian selisih kurs Rp108,37 miliar dan kenaikan manfaat pajak tangguhan sebesar Rp363,2 miliar ikut menopang pertumbuhan laba bersih perusahaan tahun lalu.
Adapun, pada kuartal I 2017 perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp396 miliar. Angka itu turun tipis dari raihan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp404 miliar.
Selanjutnya, perusahaan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp82,12 miliar untuk pemeliharaan dan penambahan fasilitas. Selain itu, perusahaan juga akan melakukan renovasi untuk Grand Hyatt dengan estimasi dana sebesar Rp700 miliar yang akan dialokasikan dalam waktu dua tahun.
"Lalu untuk proyek Mayfair sebesar Rp2 triliun, diestimasi untuk proyek dua," tutup Lucy.