Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahannya jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua. Maraknya pelaku pasar yang melakukan aksi jual disinyalir menahan laju indeks pada Selasa (18/4).
Analis senior Binaartha Securities Reza Priyambada menjelaskan, pasar masih belum memiliki sentimen positif yang dapat membuat pergerakan IHSG berbalik arah. Padahal, kondisi dalam negeri sendiri terbilang kondusif, tetapi tertutupi oleh tensi geopolitik Amerika Serikat (AS) yang semakin tinggi.
Menurut Reza, meningkatnya tensi geopolitik terjadi setelah AS menyerang Afghanistan dengan serangan bomnya. Kemudian, sikap reaktif Korea Utara dalam menanggapi serangan tersebut membuat pasar ikut tegang dan tidak kondusif. Terbukti, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merespons negatif hal itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laju rupiah yang sebelumnya menguat akhirnya menyerah dengan kondisi pasar yang tidak kondusif tersebut," ungkap Reza dalam risetnya, dikutip Selasa (18/4).
Dengan kondisi yang ada, lanjut Reza, pelaku pasar memutuskan untuk keluar sementara mengantisipasi kondisi yang kian tidak kondusif di pasar. Untuk itu, ia memprediksi, IHSG berada dalam rentang support 5.541-5.559 dan resisten 5.613-5.649 pada hari ini.
"Ada peluang pelemahan lebih lanjut seiring masih maraknya aksi jual dimana sentimen yang ada masih kurang baik," terang Reza.
Di sisi lain, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menyebut, IHSG masih berpotensi berbalik arah menguat karena masih berada dalam tren penguatan dalam jangka panjang. Hal ini juga didukung oleh harga komoditas yang stabil.
"Potensi penguatan cukup besar mengingat kondisi perekonomian masih stabil dan komoditas stabil," papar William dalam risetnya.
Dengan pertimbangan itu, William menilai, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.524 dan resisten 5.698.
Adapun, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah di level 5.577 atau mengalami penurunan 39,05 poin (0,69 persen). Menurut Reza, sepinya sentimen positif dan kondisi yang tengah terjadi di global membuat pelaku pasar tidak bergairah melakukan transaksi di pasar modal.
"Tampaknya libur panjang pekan sebelumnya tidak membuat pelaku pasar kembali bergairah di awal pekan ini," jelas Reza.
Namun begitu, kondisi saham Wall Street ditutup positif tadi malam meski tensi geopolitik di AS semakin tinggi. Dow Jones menguat 0,9 persen, S&P500 naik 0,86 persen, dan Nasdaq menanjak 0,89 persen.