Dua Perusahaan Pembiayaan Pakai Piutang untuk Bayar MTN

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 20 Apr 2017 10:14 WIB
PT Indosurya Inti Finance dan PT Astra Sedaya Finance memanfaatkan hasil dari pembayaran piutang setiap bulannya untuk membayar surat utang perusahaan.
PT Indosurya Inti Finance dan PT Astra Sedaya Finance memanfaatkan hasil dari pembayaran piutang setiap bulannya untuk membayar surat utang perusahaan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indosurya Inti Finance dan PT Astra Sedaya Finance memanfaatkan hasil dari pembayaran piutang setiap bulannya untuk membayar surat utang perusahaan yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.

Mengutip data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), surat utang dari kedua perusahaan pembiayaan tersebut berbentuk medium term notes (MTN). Untuk Indosurya Inti sendiri jatuh tempo pada 18 April 2017 kemarin dengan nilai Rp31,9 miliar dan Rp13,7 miliar pada 13 Juni mendatang.

Managing Director Indosurya Inti Mulyadi Tjung menjelaskan, perusahaan telah membayar surat utang yang jatuh tempo pada 18 April kemarin melalui hasil yang didapat dari pembayaran piutang nasabah kepada perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menggunakan hasil dari pembayaran piutang, jadi kami tidak membayar MTN yang jatuh tempo dengan aksi korporasi lainnya," kata Mulyadi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/4).

Menurut Mulyadi, MTN yang akan jatuh tempo pada 13 Juni mendatang juga akan dibayarkan melalui pembayaran piutang nasabah perusahaan. Manajemen Indosurya Inti optimis pihaknya dapat melunasi tanpa harus ditutupi oleh penerbitan surat utang lainnya.

Hal ini karena setiap MTN yang diterbitkan oleh perusahaan akan digunakan untuk pembiayaan piutang bagi nasabah Indosurya Inti. Selain itu, dana yang diraup dari penerbitan MTN juga dipakai untuk mengenalkan perusahaan di pasar modal.

"Kami juga gunakan untuk rencana selanjutnya, untuk penerbitan surat utang selanjutya," terang dia.

Asal tahu saja, perusahaan kembali merilis MTN senilai Rp12,3 miliar pada Februari lalu dan akan jatuh tempo pada 10 Februari 2018. Mulyadi menuturkan, pihaknya akan terus mengkaji untuk menerbitkan MTN tahun ini.

"Secara berkala kami tinjau, dan memang tetap akan ada MTN berikutnya," tandas Mulyadi.

Sama seperti Indosurya Inti, Astra Sedaya juga menggunakan dana yang didapat dari nasabah berupa pembayaran piutang untuk membayar MTN yang jatuh tempo pada 19 Juni 2017 sebesar Rp150 miliar.

"Kami dapat dana dari nasabah setiap bulannya bisa Rp2,5 triliun. Uang tersebut cukup untuk lunasi setiap utang yang jatuh tempo," ucap Presiden Direktur Astra Sedaya, Jodjana Jody.

Ia menjelaskan, kemungkinan besar perusahaan akan mengeluarkan surat utang kembali pada semester dua tahun ini sebesar Rp1,7 miliar. Nantinya, setiap aksi korporasi yang dilakukan perusahaan akan dipergunakan sebagai modal kerja.

"Kami masih ada sisa Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III yang terakhir Rp1,7 miliar. Nanti semua utang baru yang kami dapatkan bukan untuk pembayaran utang," jelasnya.

Sementara itu, surat utang industri keuangan lainnya yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN. Utang perusahaan jatuh tempo pada 29 Mei 2017 sebesar Rp351 miliar.

Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menyebut, perusahaan masih memiliki cadangan kedua (secondary reserve) yang memadai untuk membayar surat utang berbentuk negotiable certificates of deposits (NCD).

"Posisi secondary reserve BTN sekitar Rp12 triliun, lalu reserve minimal perusahaan saat ini Rp8 triliun," terang Iman.

Menurut Iman, BTN belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi selain sekuritisasi dalam bentuk efek beragun aset surat partisipasi (EBA-SP) sebesar Rp1 triliun yang bekerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).

"Awal Mei kan ada proses dari sekuritisasi senilai Rp1 triliun, jadi belum ada aksi korporasi lain," pungkas Iman. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER