Tekan Kredit Macet, BRI Makin Pelit Cairkan Utang Korporasi

CNN Indonesia
Kamis, 20 Apr 2017 12:15 WIB
Selain akan fokus menyalurkan kredit ke UMKM, alasan BRI memangkas porsi kredit korporasi adalah untuk menekan risiko kredit bermasalah.
Selain akan fokus menyalurkan kredit ke UMKM, alasan BRI memangkas porsi kredit korporasi adalah untuk menekan risiko kredit bermasalah. (CNN Indonesia/Christine Nababan)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana mengendalikan penyaluran kredit korporasi. Sebagai gantinya, bank BUMN ini akan menggemukkan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi bisnis inti perseroan.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, perseroan tidak fokus pada kredit korporasi. Selain itu, pertumbuhan segmen ini juga tergolong biasa-biasa saja, yakni 12 persen pada kuartal I 2017 dibandingkan kuartal I 2016. Sementara, di sisi lain, ceruk pasar kredit UMKM masih besar, dengan potensi pertumbuhan yang sangat tinggi.

"Kredit UMKM kami itu bisnis inti kami, terutama kredit mikro. Tentu, kami masih akan meningkatkan pertumbuhannya. Masih banyak potensinya di kredit mikro terkait agribisnis, belum lagi supply chain. Kredit mikro ini tumbuhnya mencapai 23 persen," ujarnya, Kamis (20/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, kredit UMKM BRI mencapai Rp471 triliun pada kuartal pertama ini atau sekitar 72,1 persen dari total kredit yang disalurkan BRI pada periode yang sama, yakni Rp653,1 triliun. Dari penyaluran tersebut, kredit mikro masih mendominasi sebesar 33 persen atau senilai Rp216,1 triliun.

Adapun, kredit BRI pada kuartal I 2017 ini tercatat tumbuh 16,4 persen. Pencapaian tersebut diklaim melampaui rata-rata kredit industri perbankan. BRI mematok pertumbuhan kredit hingga akhir tahun sebesar 12 persen-14 persen dibandingkan realisasi 2016 lalu.

Selain menggemukkan kredit UMKM, sambung Suprajarto, perseroan juga bakal menginjak pedal gas di penyaluran kredit konsumsi. Ia menilai, potensi kredit konsumsi cukup besar, terutama dari lini bisnis kredit multiguna (kredit tanpa agunan). Salah satu strategi, yaitu memanfaatkan kredit multiguna dari nasabah payroll.

"Kami juga melihat kelonggaran likuiditas seperti apa, karena saat ini kan Loan to Deposit Ratio (LDR) sudah mentok. Kami ingin mempertahankan porsi UMKM dan non UMKM tetap 73 persen banding 23 persen. Syukur-syukur, kredit korporasi bisa kami tekan," terang dia.

Lebih lanjut Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, segmen korporasi perseroan terdiri dari dua kelompok, yakni kredit korporasi untuk perusahaan BUMN dan kredit korporasi untuk swasta. "Kemungkinan, swasta ya kami kurangi, tetapi kredit untuk BUMN akan terus kami dukung," imbuhnya.

Dorong Kredit Macet

Direktur Pelaksana BRI Donsuwan Simatupang menampik alasan bahwa kredit korporasi menyumbang rasio kredit macet (nonperforming loan/NPL) lebih kencang ketimbang segmen kredit lainnya. Bahkan, ia menuturkan, NPL yang disumbang segmen korporasi turun drastis dari 5,6 persen pada kuartal I 2016 menjadi sekitar 3,6 persen pada kuartal I 2017.

"Ya, sebetulnya, karena likuiditas ketat saja, sehingga kami memberlakukan skala prioritas. Di pasar, dana-dana mahal itu yang tersedia. Kami menjaga biaya dana agar tidak naik. Makanya, prioritas kami kredit UMKM yang memang bisnis inti. Toh, korporasi bukan fokus kami," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER