Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta kemudahan perdagangan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), setelah bulan lalu sempat membuat heboh pemerintah dan masyarakat karena menuding Indonesia berperilaku curang dalam berdagang sehingga membuat AS mengalami defisit.
Permintaan itu dititipkan kepada Wakil Presiden AS Michael Richard Pence yang menemui Jokowi tadi pagi.
Pence menuturkan, AS ingin hubungan dagang dengan Indonesia harus bebas hambatan. Tak hanya itu, AS juga meminta arena kompetisi kedua negara harus setara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memangkas hambatan perdagangan untuk memastikan eksportir AS sepenuhnya berpartisipasi dalam pasar Indonesia," kata Pence di Istana Merdeka, Kamis (20/4).
Ia menuturkan, selama ini eksportir Indonesia mendapat kemudahan dalam berbagai sektor perdagangan dan investasi di AS. Hal serupa yang diinginkan AS di Indonesia.
"Presiden Trump dan saya berharap bisa bekerja sama dengan Anda untuk membuat sejumlah kemajuan di berbagai bidang," tuturnya.
Hal ini, lanjut Pence, yang mendasari kesepakatan Negeri Paman Sam dan Indonesia untuk mengutamakan kerja sama saling menguntungkan.
Jokowi pun menyambut baik permintaan itu. Ia menuturkan, sejumlah perwakilan akan melanjutkan pembicaraan kesepakatan saling menguntungkan bulan depan.
AS merupakan mitra dagang Indonesia terbesar keempat. Tahun lalu, nilai perdagangan bilateral Amerika ke Indonesia US$23,4 miliar. Bahkan pada 2015, perdagangan bilateral US$23,8 miliar dengan surplus Indonesia US$8,6 miliar.
Tak hanya itu, Amerika juga mengucurkan dana US$1,16 miliar tahun lalu untuk 540 proyek di Indonesia. Pada 2015, AS juga memberikan US$893,2 juta dalam 261 proyek.
Indonesia juga selama ini mengirimkan sejumlah komoditas utama ke Amerika Serikat seperti manufaktur apparel, makanan, produk kulit, produk elektronik, dan produk perikanan senilai US$10,88 miliar.
Di sisi lain, komoditas utama RI yang diterima dari AS berupa produk pertanian, makanan, kimia, dan alat transportasi mencapai US$ 4 miliar.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menerbitkan perintah eksekutif untuk melakukan investigasi terhadap negara-negara yang menyumbang terjadinya defisit neraca perdagangan AS.
Perintah eksekutif ini bertujuan melindungi perekonomian AS dari politik dumping yang dilakukan negara mitra dagang dan manipulasi kurs yang membuat harga barang impor lebih murah.
Indonesia termasuk salah satu negara yang disebut-sebut merugikan kepentingan AS dalam perintah eksekutif tersebut karena menempati peringkat negara ke-15 yang memiliki defisit perdagangan dengan AS.
Posisi pertama ditempati oleh China dengan US$347 miliar, disusul Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Switzerland, dan Taiwan.