Bukit Asam Bidik Uji Kelayakan Akuisisi Belasan PLTU

CNN Indonesia
Jumat, 21 Apr 2017 08:52 WIB
PLTU mulut tambang diharapkan menjadi lini bisnis utama PT Bukit Asam Tbk di masa depan.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengkaji beberapa PLTU yang sedianya bisa diakuisisi. (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam (Persero) Tbk berencana untuk melakukan akuisisi terhadap serangkaian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang untuk menambah pengelolaan kapasitas pembangkit. Saat ini, perseroan tengah membidik belasan PLTU untuk dikaji kelayakannya.

Aksi korporasi ini semakin mulus setelah pemerintah mengoptimalisasi penggunaan PLTU mulut tambang dengan menyetujui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) tahun 2017 hingga 2026.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengkaji beberapa PLTU yang sedianya bisa diakuisisi. Sejauh ini, terdapat belasan PLTU yang tengah dibidik perusahaan untuk dikaji kelayakannya. Menurutnya, sebagian PLTU ini sudah beroperasi dan sebagian lagi telah melalui proses perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PLN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kajian untuk mengembangkan mulut tambang lain di Sumatera Selatan dan di luar Sumatera Selatan dengan pola akuisisi. Kami melihat, terdapat beberapa perusahaan yang punya potensi untuk dikembangkan lebih lanjut," ujar Arviyan, Kamis (20/4).

Kendati demikian, dia tak berani menargetkan jumlah kapasitas pembangkit hasil akuisisi yang ingin diraih perusahaan. Pasalnya, keputusan untuk akuisisi akan ditentukan setelah studi kelayakan bagi masing-masing pembangkit selesai.

"Akuisisi itu tidak mudah, terkadang proyek yang layak ini lebih sedikit dibanding yang tidak layak. Sehingga, saya juga tidak berani menyebut nama-nama perusahaan yang kami tengah bidik," paparnya.

Menurut Arviyan, PLTU mulut tambang akan menjadi lini bisnis utama PTBA di masa depan. Untuk itu, PTBA berkomitmen untuk menambah kelolaan PLTU mulut tambang, baik dengan cara akuisisi maupun mengikuti lelang yang dibuka oleh PLN.

Sejauh ini, PTBA telah mengikuti lelang PLN untuk PLTU mulut tambang di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Dia pun yakin, PTBA mampu mengelola pembangkit-pembangkit tersebut. Pasalnya, cadangan batu bara perusahaan sebesar 3 miliar ton dinilai mampu menggerakkan PLTU dengan kapasitas 5 ribu Megawatt (MW) secara konsisten.

"Masa depan bisnis PTBA ini di pembangkit. Sebagai pembangkit dengan tenaga batu bara, kami ingin transformasi ke depan dengan pembangkit berbasis mulut tambang," terangnya.

Sebagai informasi, saat ini PTBA menjadi pengembang (Independent Power Producer/IPP) untuk PLTU Tanjung Enim yang berkapasitas 2x135 MW. Di samping itu, perusahaan juga tengah menanti revisi PPA untuk PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dengan kapasitas 2x600 MW.

Sementara di dalam RUPTL, pemerintah akan mengganti PLTU non-tambang menjadi mulut tambang dengan besaran 7.300 MW selama 10 tahun ke depan. Ini membuat bauran energi (energy mix) bagi batu bara mencapai 50,4 persen dengan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 31,9 Gigawatt (GW) di periode yang sama.

Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan di luar penjualan batu bara tercatat sebesar Rp402,91 miliar sepanjang tahun lalu atau meningkat 18,63 persen dari posisi tahun 2015 sebesar Rp339,64 miliar. Pendapatan ini dikontribusikan dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER