Bentuk Dana Abadi Sawit, BPDP KS Cari Manajer Investasi

CNN Indonesia
Kamis, 27 Apr 2017 06:53 WIB
Manajer investasi tersebut yang akan ditunjuk untuk membiakkan dana kelolaan BPDP KS yang diperkirakan mencapai Rp2 triliun-Rp4 triliun.
Manajer investasi tersebut yang akan ditunjuk untuk membiakkan dana kelolaan BPDP KS yang diperkirakan mencapai Rp2 triliun-Rp4 triliun. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan).
Pangkal Pinang, CNN Indonesia -- Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) akan mengembangkan hasil pungutan yang dikelolanya menjadi dana abadi (endowment fund). Sebagai permulaan, BPDP KS berniat menyeleksi manajer investasi untuk dijadikan mitra sebagai pengelola portofolio investasi Badan Layanan Umum (BLU) tersebut.

Direktur Utama BPDP KS Dono Boestami menuturkan, saat ini, tengah mencari manajer investasi guna membiakkan dana kelolaannya tersebut. Adapun, jumlah dana yang bisa dikelola berkisar Rp2 triliun-Rp4 triliun.

"Sebetulnya, ide awal pembentukan BPDP ini nantinya merupakan dana abadi. Ini (pungutan) akan kami kembangkan menjadi dana abadi," ujar Dono, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, menurut Dono, rata-rata pungutan yang diperolehnya mencapai Rp1 triliun per bulan. Dana pungutan tersebut digunakan untuk melakukan stabilisasi harga sawit, pengembangan dan pendidikan petani sawit, peremajaan untuk menjaga produktivitas sawit, penelitan dan pengembangan, serta advokasi.

Direktur Perencanaan, Penghimpunan, dan Pengelolaan Dana BPDP KS Agustinus Antonius menjelaskan, institusinya menargetkan pungutan hingga Rp10,6 triliun sepanjang tahun. Namun, pada kuartal pertama tahun ini, total pungutan yang dikumpulkan sudah tembus Rp3,3 triliun atau sekitar 30 persen dari total target tahun ini.

"Sampai akhir tahun ini, kemungkinan realisasinya akan di atas target," terang dia.

Saat ini, sekitar 85 persen pungutan masih digunakan untuk membayarkan selisih harga antara biodiesel dan BBM. Besaran anggaran tersebut masih dibahas oleh pemerintah.
Pada usulan sebelumnya, BPDP KS mengusulkan kuota biodisel yang akan dibayarkan selisihnya untuk program pemerintah tersebut sebesar 2,5 juta kiloliter (KL) dengan selisih harga sebesar Rp4.000 per liter.

"Tetapi, ini masih dibahas karena selisihnya membesar. Terakhir, sekitar Rp5.000 per liter," imbuh Agustinus.

Lebih lanjut ia menjelaskan, tahun lalu, BPDP KS mencatat sisa anggaran sebesar Rp5,7 triliun. Sebagian sisa anggaran tersebut nantinya akan diserahkan untuk dikelola oleh manajer investasi pada instrumen dengan tenor di atas 1 tahun.

"Sekarang sedang kami rumuskan kebijakan portofolionya. Nanti akan dituangkan dalam aturan direksi. Tetapi, tetap dengan persetujuan Kementerian Keuangan," tuturnya.

Rencananya, penunjukkan manajer investasi akan dilakukan pada semeter kedua tahun ini. Manajemen juga tengah merumuskan langkah yang akan ditempuh perseroan hingga 25 tahun ke depan, yang juga mencakup rencana pembentukan dana abadi.

"Mungkin, pembentukannya hingga 25 tahun ke depan. Kalau dalam satu tahun saja kami alokasikan Rp2 triliun, belum lagi hasil investasinya, dana yang dihimpun bisa mencapai di atas Rp100 triliun," pungkasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER