BTN Kaji Rilis Efek Beragun Aset Syariah

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2017 12:11 WIB
Jika instrumen EBA-SP Syariah diperkenankan terbit tahun ini, maka rencananya BTN ingin menyerap Rp500 miliar untuk seri pertama.
Jika instrumen EBA-SP Syariah diperkenankan terbit tahun ini, maka rencananya BTN ingin menyerap Rp500 miliar untuk seri pertama. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN tengah mengkaji penyerapan pendanaan dari instrumen sekuritisasi Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) Syariah.

Sebelumnya, instrumen pendanaan EBA-SP merupakan instrumen hasil sekuritisasi dari tagihan-tagihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang kemudian dijual ke publik.

"Kami kan punya Unit Usaha Syariah dan kami ingin menjadi yang pertama yang menerbitkan EBA-SP syariah," tutur Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (2/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iman mengungkapkan penerbitan EBA-SP Syariah memerlukan pandangan dari Dewan Pengawas Syariah, baik dari BTN maupun Otoritas Jasa Keuangan. Hal itu dilakukan agar instrumen tersebut sesuai dengan prinsip syariah.

Jika instrumen EBA-SP Syariah diperkenankan terbit tahun ini, rencananya BTN ingin menyerap Rp500 miliar untuk seri pertama. Kemudian, BTN tetap melibatkan perusahaan pelat merah, PT Sarana Multigriya Finasial (Persero), sebagai lembaga penerbit.

Adapun penggunaan EBA-SP Syariah tetap diperuntukkan bagi program KPR. Lebih lanjut, instrumen EBA-SP syariah juga merupakan upaya BTN mempersiapkan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk melakukan sekuritisasi aset setelah pisah dari induknya (spin-off) nanti.

Spin-off UUS BTN sendiri, kata Iman, baru akan dilakukan setelah bank pelat merah mendapatkan kepastian soal rencana pembentukan induk usaha bank pelat merah (holding).

"Saat ini, untuk masalah spin-off kami masih menunggu arahan dari pemegang saham dwi warna. Apakah akan dimerger semua bank syariah supaya jadi besar, apakah akan jadi dua, atau akan dibiarkan sendiri-sendiri," ujarnya.

Hingga kini, BTN telah menyerap pendanaan dari tiga EBA-SP senilai total Rp2,2 triliun. Terakhir, BTN mencatatkan EBA-SP 'SMFBTN03' di BEI pada hari ini dengan nilai Rp1 triliun.

Sebagai catatan, instrumen EBA-SP merupakan bagian dari pendanaan sekuritisasi BTN. Sejak tahun 2009 hingga kini, BTN telah membukukan sebanyak sepuluh sekuritisasi dengan penyerapan mencapai 7,46 triliun.

Selain instrumen EBA-SP, tujuh sekuritisasi lainnya diserap dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektf Efek Beragun Aset (KIK-EBA).

Secara umum, tahun ini target wholesale funding BTN mencapai Rp18 trilun yang dipenuhi dari instrumen sertifikat deposito (Negotiable Certificate of Deposit/ NCD), sekuritisasi dan pinjaman bilateral.

Per awal Mei,realisasi wholesale funding BTN telah mencapai sekitar Rp5,2 triliun, terdiri dari penyerapan NCD Rp1,7 triliun, pinjaman bilateral yang mencapai sekitar Rp2,5 triliun, dan sekuritisasi sebesar Rp 1 triliun.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER