OJK Akui Penurunan Bunga Kredit Masih di Bawah Ekspektasi

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2017 18:43 WIB
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengingatkan, penurunan bunga kredit tidak bisa terjadi secara drastis karena terkait dengan biaya dana.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad (kanan) mengingatkan, penurunan bunga kredit tidak bisa terjadi secara drastis karena terkait dengan biaya dana. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui penurunan bunga kredit perbankan masih di bawah ekspektasi.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat rata-rata suku bunga kredit pada sepanjang kuartal pertama tahun ini masih ada di dua digit, 11,9 persen, atau turun 14 basis poin dibandingkan akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 12,04 persen.

"Overall, memang penurunan bunga kredit tidak sedrastis apa yang kita harapkan tetapi tetap terjadi penurunan," tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad usai menghadiri 'Sharia Economic Outlook 2017' di Gedung Magister Manajemen Universitas Indonesia, Selasa (2/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dilihat lebih jauh, lanjut Muliaman, beberapa sektor kredit sudah memberikan bunga sebesar satu digit.

"Kredit korporasi bunganya sudah satu digit, yang masih double digit itu kredit komersial, ritel," ujarnya.

Menurut Muliaman, lambatnya penurunan bunga kredit salah satunya dipengaruhi oleh tren margin bunga bersih (NIM) yang cenderung stagnan.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, rasio NIM perbankan konvensional pada Februari 2017 adalah 5,28 persen atau hanya turun 11 basis poin dari posisi tahun 2015, 5,39 persen, dan 35 basis poin dari posisi Desember 2016, 5,3 persen.

"Margin ini kan terkait dengan persaingan dan persoalan lainnya," ujarnya.

Muliaman juga mengingatkan, penurunan bunga kredit tidak bisa terjadi secara drastis karena terkait dengan biaya dana.

Selain itu perbankan di Indonesia, lanjut Muliaman, masih menghadapi tantangan dalam menciptakan efisiensi.

Karenanya, OJK beberapa waktu lalu memberikan insentif bagi bank yang berani meningkatkan efisiensinya. Salah satunya, penurunan perhitungan alokasi modal inti untuk membuka jaringan kantor.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER