Gaji ke-13 Bakal Dongkrak Konsumsi Kuartal II

CNN Indonesia
Jumat, 05 Mei 2017 17:31 WIB
Gaji ke-13 atau tunjangan hari raya (THR) diperkirakan diberikan pada Juni 2017 dan diyakini mendongkrak pertumbuhan ekonomi semester I.
Gaji ke-13 atau tunjangan hari raya (THR) diperkirakan diberikan pada Juni 2017 dan diyakini mendongkrak pertumbuhan ekonomi semester I. (ANTARA FOTO/Jojon).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, pemberian gaji ke-13 atau tunjangan hari raya (THR) jelang peringatan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran yang jatuh pada kuartal II 2017 bakal berkontribusi positif terhadap konsumsi pemerintah. Bahkan, diyakini akan mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pasalnya, BPS mencatat, pada tiga bulan pertama di tahun ini, pertumbuhan indikator konsumsi pemerintah hanya tumbuh 2,71 persen, meski mengalami peningkatan realisasi belanja negara, yakni mencapai Rp400,1 triliun atau sebesar 19,23 persen dari total pengeluaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar Rp2.080,5 triliun.

“Pada kuartal II biasanya ada yang namanya gaji ke-13, harapannya (diberikan) sebelum Lebaran di Juni, tahun lalu kan di Juli. Semoga ada efeknya, konsumsi lebih meningkat lagi," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati di kantornya, Jumat (5/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain gaji ke-13, sambung Sri, pemerintah juga bisa meningkatkan pengeluaran dari sisi pemberian dana bantuan sosial (bansos) dan belanja modal lainnya meningkat, khususnya untuk pembiayaan infrastruktur yang tengah dikebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Belanja modal juga akan naik karena Presiden Jokowi fokus ke infrastruktur, nanti ada pemberian dana untuk infrastruktur ke beberapa daerah, ke perbaikan jalan yang cukup banyak," jelas Sri.

Kendati memaksimalkan pengeluaran pemerintah, namun harus lebih dahulu mengamankan penerimaan negara untuk kebutuhan pengeluaran kuartal II. Sehingga, kontribusi dari pemerintah pada Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II bisa maksimal.

Sementara, berdasarkan data Kementerian Keuangan, penerimaan negara pada kuartal I lalu mencapai Rp295,1 triliun atau memenuhi sekitar 16,9 persen dari total penerimaan yang ditargetkan pemerintah Rp1.750,3 triliun. Penerimaan terpantau lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2016 yang sebesar Rp247,5 triliun atau 13,9 persen dari total penerimaan Rp1.784,2 triliun.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2017 sebesar 5,01 persen dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp2.377,5 triliun dan PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp3.227,2 triliun.

Kontribusi PDB berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 56,94 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 31,56 persen, ekspor 20,5 persen, konsumsi pemerintah 6,58 persen, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) 1,19 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER