Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sepertinya akan menginjak pedal gas lebih dalam untuk mempercepat belanja modal. Strategi tersebut dilakukannya demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada paruh pertama tahun ini.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kata Sri Mulyani, pemerintah menginginkan pengalihan anggaran lewat pos belanja barang ke sektor yang lebih produktif.
"Presiden memang ingin akselerasi, terutama belanja modal yang produktif. Kami akan
support (dukung) belanja modal produktif," ujarnya, Selasa (9/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi kuartal I masih ditopang oleh pengaruh kenaikan harga komoditas yang ikut memengaruhi aktivitas ekspor-impor. Tercatat, ekspor meningkat 8,04 persen. Sementara, impor naik 5,02 persen, setelah tercatat negatif pada kuartal I 2016 lalu.
"Ekspor kan sudah kami lihat sejak Desember yang negatif
growth-nya (pertumbuhan) mulai netral. Hampir nol, bahkan
slightly positive (sedikit lebih positif)," kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut.
Geliat pertumbuhan lainnya juga tampak dari pertumbuhan kredit perbankan yang naik 9,2 persen pada kuartal I 2017, termasuk juga daftar panjang perusahaan yang antre untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sri Mulyani menuturkan, kenaikan harga sejumlah barang dan jasa di awal tahun menjadi salah satu alasan bahwa konsumsi rumah tangga belum bisa diandalkan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi kuartal I lalu.
Pun demikian, boleh dibilang kondisi ini menguntungkan karena sedikit banyak telah memberikan kestabilan dalam menghadapi momentum ramadan dan lebaran.