Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah tercatat telah menambah utang pada sepanjang tahun ini mencapai Rp312,5 triliun atau sekitar 45,6 persen dari target penerbitan sebesar Rp648,8 triliun. Adapun pada hari ini, pemerintah kembali akan menambah utang melalui lelang surat utang negara (SUN) dengan target dana yang dihimpun mencapai Rp15 triliun hingga Rp22,5 triliun.
Lelang SUN Dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB hinga 12.00 WIB dengan tanggal setelmen pada 12 Mei 2017. Pada lelang tersebut, pemerintah menerbitkan dua seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan tiga seri Obligasi Negara (ON).
Adapun SPN yang diterbitkan terdiri dari SPN3170811 dengan tenor 3 bulan dan SPN12180511 dengan tenor 12 bulan, keduanya menggunakan tingkat kupon diskonto. Sementara itu, ON yang diterbitkan terdiri dari seri FR0061 dengan tenor 5 tahun dan tingkat kupon 7 persen, FR0074 dengan tenor 15 tahun dan kupon 7,5 persen, serta FR 0072 dengan tenor 19 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina menjelaskan Pasar obligasi relatif stabil dalam dua minggu terakhir. Hal ini terlihat pada hasil benchmark 10-tahun naik sedikit dari 7,07% (25 April) menjadi 7,08% (8 Mei).
"Permintaan hari ini (lelang SUN) mungkin masih lebih banyak pada obligasi jangka pendek sampai pertengahan," ujar Dian dalam keterangan resmi, Selasa (9/5).
Dian menjelaskan, aliran dana terhadap obligasi sedikit mengalami moderasi pada bulan April. Posisi saat ini menurut dia, sudah tinggi dengan rasio kepemilikan asing saat ini sebesar 39% (terhadap total kepemilikan). Dengan demikian, investor perlu menjaga kehati-hatian atas kemungkinan aksi ambil untung.
Dian pun memperkirakan inflasi yang akan meningkat memasuki bulan puasa dan perayaan lebaran menjadi data penting yang mungkin berdampak pada pasar obligasi dalam beberapa bulan mendatang. Pihaknya pun berharap keputusan S&P tentang sovereign rating akan dirilis dalam beberapa minggu ke depan.
"Pada catatan yang lebih positif, ekonomi domestik masih berjalan (pertumbuhan Q1 tercatat 5,01% yoy, sedikit lebih tinggi dari triwulan lalu), didorong oleh ekspor sementara konsumsi rumah tangga masih terjaga," terangnya.
Pada sisi global, Sentimen pasar global masih menguntungkan seiring dengan laju perbaikan ekonomi AS yang dipelihara secara bertahap. Sementara itu, optimisme yang lebih baik juga dirasakan pada ekonomi UE setelah Emmanuel Macron memenangkan pemilihan di Prancis, mengurangi kekhawatiran sentimen anti-UE. Namun, beberapa kekhawatiran mungkin muncul kembali pada pertumbuhan rapuh di China yang menyebabkan spekulasi pemulihan harga komoditas yang tidak berkelanjutan.