Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal lebih agresif membangun infrastruktur Papua. Sebut saja, jalan, pelabuhan, bandara, jalur kereta api, kawasan industri, hingga kawasan ekonomi khusus (KEK).
Bukan tanpa alasan. Jokowi berhasrat terjadi pemerataan pembangunan di wilayah timur Indonesia tersebut. Dengan demikian, kesenjangan antara timur dan barat Indonesia semakin sempit.
Tak cuma itu, mengutip Detikfinance.com, Jumat (12/5), laju pertumbuhan ekonomi Papua juga dipatok mencapai 6,81 persen dengan tingkat kemiskinan ditekan hingga 25,85 persen dan tingkat pengangguran terbuka hanya sekitar 3,6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah sektor penggerak perekonomian yang diharapkan menopang target ini, antara lain sektor pertambangan dan penggalian, konstruksi, pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, hingga perdagangan besar dan eceran.
Beberapa pembangunan yang akan digalakkan untuk mencapai target ini, di antaranya pengembangan pariwisata Raja Ampat, pembangunan KEK Sorong, pembangunan jalur kereta api Sorong, Manokwari, dan pembangunan kawasan industri Bintuni.
Untuk mendukung pembangunan KEK Sorong, dibangun pra sarana infrastruktur lainnya, seperti pembangunan jembatan akses ke Pelabuhan Arar sepanjang 225 meter, pembangunan dermaga penyeberangan kota Sorong, pembangunan jalan lingkar Sorong, hingga pembangunan water treatment plant Warsamson.
Sebagai informasi, perekonomian Papua tumbuh 3,36 persen pada kuartal I 2017 kalau dibanding kuartal I 2016 lalu. Pertumbuhan yang terjadi pada kuartal I masih tergolong cukup rendah dikarenakan rendahnya pertumbuhan pada kontributor utama, seperti lapangan usaha pertambangan dan penggalian (28,59 persen).
Selain itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan masing-masing hanya tumbuh 0,36 persen dan 1,35 persen.
Dengan laju pertumbuhan ekonomi Papua sebesar 6,81 persen pada 2018, diharapkan mampu menyumbang 1,88 persen ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 5,4 persen hingga 6,1 persen pada periode tersebut.
Saat ini, penyumbang ekonomi terbesar masih dipegang oleh Pulau Jawa dengan sumbangsih 58,59 persen dan Sumatra 22,12 persen.
Bangun Pelabuhan dan BandaraSalah satu cita-cita pembangunan infrastruktur Jokowi, yakni proyek jalan Trans Papua yang hingga saat ini tembus sepanjang 2.893 kilometer (km) atau 86 persen dari target keseluruhan.
Selain itu, mantan gubernur DKI Jakarta ini juga melakukan pengembangan Pelabuhan Arar, dermaga penyebrangan Batanta, jalan lingkar Sorong, bandara, dan kawasan industri, termasuk jalan perbatasan Oksibil-Towe-Hitam.
Jokowi juga telah meresmikan terminal baru, yakni Bandar Udara Wamena dan Bandar Udara Kaimana. Bandara ini telah dinanti-nanti oleh masyarakat Papua, terutama yang tinggal di pegunungan tengah Papua.
Beberapa di antaranya juga telah menjadi prioritas nasional yang tertuang dalam Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Seperti, pembangunan jalan trans papua, jalan lintas perbatasan dan menuju lintas batas serta pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan PLBN Skouw, Jayapura.
Adapun, alokasi anggaran pembangunan infrastruktur di Pulau Papua pun tidak sedikit. Pada 2015, sebesar Rp5,66 triliun digelontorkan untuk alokasi pembangunan di Papua. Angka tersebut mengalir ke beberapa proyek, antara lain sumber daya air Rp576 miliar, jalan dan jembatan Rp4,26 triliun, pemukiman Rp281 miliar, serta perumahan sebesar Rp415 miliar.
Pada 2016, alokasi untuk Papua sebesar Rp5,06 triliun dan tahun ini alokasi sebesar Rp4,96 triliun. Di samping itu, ada Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp2,18 triliun pada 2017.
Sejumlah pembangunan ini diarahkan pada upaya penurunan kesenjangan di wilayah Papua, khususnya wilayah pegunungan dan pesisir pantai. Pembangunan Papua juga dilakukan untuk mendukung upaya mewujudkan pusat pengembangan wilayah berbasis kampung masyarakat adat dan didukung prasarana dan sarana yang handal.