Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menjamin suplai listrik di wilayah Papua dan Maluku mengalami surplus di tahun ini. Hal ini dikarenakan beberapa proyek pembangkit perusahaan listrik pelat merah tersebut bakal rampung tahun ini.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati menerangkan, wilayah Papua akan memiliki dua Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) bergerak (Mobile Power Plant/MPP) sebesar 20 megawatt (MW) di Nabire dan 50 MW di Jayapura pada tahun ini.
Dengan kapasitas terpasang pembangkit (existing) sebesar 106 MW, maka total kapasitasnya nanti akan bertambah menjadi 176 MW. Saat ini, beban puncak tercatat sebesar 100 MW dari dua sistem, yakni Nabire dan Jayapura. Diperkirakan, surplus listrik mencapai 76 MW.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan penambahan listrik ini, maka kami harapkan, perekonomian Papua bisa bertumbuh lebih baik lagi. Listrik itu bisa menumbuhkan bisnis di daerah-daerah," ujarnya, Senin (15/5).
Sementara itu, Maluku akan mendapatkan tambahan dua pembangkit yang beroperasi tahun ini, yaitu PLTMG MPP Ternate sebesar 30 MW dan Marine Vessel Power Plant (MVPP) di Ambon dengan kapasitas 60 MW.
Dengan kapasitas
existing sebesar 99 MW, maka dua proyek ini bisa menambah kapasitas pembangkit wilayah Maluku menjadi 189 MW. Dengan beban puncak Maluku yang mencapai 92 MW, nantinya surplus listrik di wilayah Maluku akan mencapai 97 MW.
Meski terkesan melimpah, Nicke mengungkapkan, surplus ini tak langsung dijadikan cadangan daya (reserve margin). Rencananya, PLN langsung menyalurkan surplus listrik ini ke calon pelanggan yang rencananya terdiri dari 256.500 pelanggan rumah tangga dan 129.750 pelanggan bisnis.
"Jangan dulu untuk reserve margin, karena kan masih banyak calon pelanggan yang belum mendapatkan listrik," katanya.
Ia melanjutkan, penyediaan pembangkit di Papua dan Maluku bisa dilakukan dengan cepat karena berbentuk mobile power plant. Penyediaan mobile power plant dapat dilakukan dalam waktu kurang dari setahun atau lebih singkat dibanding membangun pembangkit berskala besar dengan jangka waktu minimal dua tahun.
Rencananya, PLN akan membangun PLTMG bersifat mobile power plant di 13 lokasi dengan kapasitas 460 MW hingga 2019 mendatang. Sementara itu, untuk wilayah Maluku, PLN akan membangun 17 PLTMG MPP dengan kapasitas 395 MW.
"Memang, kami sengaja bangun menggunakan mobile power plant PLTMG karena lokasinya di perairan. Sehingga, secara konstruksi, pembangunannya bisa dilakukan kurang dari setahun. Kedua, ketika ada permasalahan, pembangkitnya bisa dipindahkan dengan cepat," imbuh Nicke.
Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026, wilayah Maluku dan Papua akan mengalami peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar 2.100 MW selama 10 tahun mendatang. Di samping itu, transmisi sepanjang 67.627 kilometer sirkuit (kms) juga akan dibangun di kedua wilayah tersebut.
Di samping itu, dalam 10 tahun mendatang, PLN juga meramal pertumbuhan konsumsi listrik Papua dan Maluku masing-masing sebesar 10,5 persen dan 12,5 persen per tahun.