Jakarta, CNN Indonesia -- Investor asal China dan Kuwait disebut sebagai calon kuat yang akan bermitra dengan PT Pertamina Tbk (persero) untuk menggarap kilang Bontang.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan, kedua calon investor tersebut dipandang mengajukan nilai penawaran yang kompetitif dan juga menyerahkan dokumen yang lengkap. Sementara itu, peserta lelang lainnya banyak yang akhirnya tidak mengajukan penawaran kepada Pertamina pasca pelaksanaan
project expose bulan Maret lalu.
Sebelumnya, Pertamina berhasil menjaring 95 perusahaan untuk berkompetisi menjadi mitra Pertamina untuk menggarap kilang Bontang selama
project expose tersebut. Adapun 12 diantaranya diklaim merupakan perusahaan migas besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"China dan Kuwait memang yang jadi
leading. Mereka mengajukan penawaran,
comply (patuh), dan kompetitif. Yang lain sayangnya tidak mengajukan," jelas Arcandra ditemui di Kementerian ESDM, Senin (15/5).
Kendati demikian, Arcandra yang juga menjabat sebagai komisaris pada Pertamina tak menyebut penawar terbaik diantara kedua investor tersebut. Pasalnya, masih terdapat waktu untuk melakukan penilaian karena masa lelang masih terbuka.
"Nanti dilihat mana yang lebih bagus, prosesnya di Pertamina," jelasnya.
Dia menjelaskan, investor yang akan menjadi mitra Pertamina nantinya bertindak sebagai penanam modal dan pemegang saham mayoritas pada kilang Bontang tersebut. Sementara itu, Pertamina hanya akan menjadi pemegang saham minoritas.
"Sebenarnya bisa saja (Pertamina memiliki kepemilikan mayoritas), kalau keuangan Pertamina memungkinkan. Kami juga berharap begitu, asal jangan sampai keuangan Pertamina
stretch (meregang)," ujarnya.
Sebagai informasi, Pertamina mendapat penugasan pemerintah untuk menggarap kilang Bontang sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 7935 K/10/MEM/2016 yang terbit pada akhir tahun 2016 silam. Menurut Kepmen tersebut, kapasitas kilang Bontang diharapkan sebesar 300 ribu barel per hari dengan produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis bensin sebanyak 60 ribu barel per hari dan Solar minimal sebanyak 124 ribu barel per hari dengan standar Euro IV.
Proyek ini diestimasi menelan dana US$12 miliar hingga US$15 miliar dan merupakan satu dari dua kilang baru yang akan dibangun Pertamina dalam jangka 10 tahun mendatang. Selain Bontang, Pertamina juga tengah membangun kilang Tuban yang dikerjasamakan dengan perusahaan migas asal Rusia, OJSC Rosneft.