OPEC Perpanjang Masa 'Sunat' Produksi, Harga Minyak Naik

CNN Indonesia
Selasa, 16 Mei 2017 06:42 WIB
Harga minyak patokan Brent ditutup menguat US$0,98 ke angka US$51,82 per barel. Sementara itu, harga minyak WTI melonjak US$1,01 ke angka US$48,85 per barel.
Harga minyak patokan Brent ditutup menguat US$0,98 ke angka US$51,82 per barel. Sementara itu, harga minyak WTI melonjak US$1,01 ke angka US$48,85 per barel. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak melompat 2 persen pada perdagangan Senin (15/5) waktu Amerika Serikat setelah Arab Saudi dan Rusia menyatakan bahwa pemangkasan produksi perlu dilakukan hingga tahun 2018 mendatang.

Hal ini merupakan langkah pertama di dalam kesepakatan antar anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) untuk menyokong harga minyak lebih tinggi lagi.

Dikutip dari Reuters, Menteri Energi dari kedua negara tersebut mengatakan bahwa pemangkasan produksi perlu diperpanjang selama sembilan bulan, atau sejak Juli 2017 hingga Maret 2018. Kedua menteri berharap produsen lain mau memangkas produksi dengan volume yang sama sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Periode yang ditawarkan kedua negara itu lebih lama dibanding opsi perpanjangan enam bulan yang direncanakan OPEC. Ini mengindikasikan bahwa pengurangan suplai minyak menjadi sulit dibanding rencana awal. Apalagi, kenaikan produksi minyak AS masih membayangi upaya yang dilakukan oleh kartel minyak tersebut.

Produksi minyak AS saat ini diperkirakan berada di posisi 9,31 juta barel per tahun untuk tahun ini. Akibatnya, kebijakan pemangkasan produksi OPEC sebesar 1,8 juta barel per hari sepanjang paruh pertama 2017 hanya bisa membawa harga minyak di bawah US$60 per barel.

Hasilnya, harga minyak patokan Brent ditutup menguat US$0,98 ke angka US$51,82 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak US$1,01 ke angka US$48,85 per barel.

Pelaku pasar terkejut dengan pengumuman kedua negara tersebut. Meski demikian, analis tidak sepenuhnya percaya bahwa seluruh anggota OPEC mau mengikuti kebijakan yang akan dilakukan Rusia dan Arab Saudi dalam pertemuan OPEC di Wina, Austria tanggal 25 Mei mendatang.

"Memperpanjang pembatasan produksi hingga Maret 2018 tidak sesuai dengan permintaan di kuartal pertama setiap tahunnya yang selalu lebih kecil dibanding periode lainnya. Kami ragu terkait keinginan Rusia untuk berpartisipasi aktif di perpanjangan pembatasan produksi ini," ujar Commerzbank.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER