Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mengaku sudah mengantongi kontrak untuk mengimpor
Liquefied Petroleum Gas (LPG/Elpiji) dari Amerika Serikat. Kontrak tersebut mencakup dua kargo LPG yang rencananya akan dikirim pada tahun ini.
Senior Vice President Integated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba menjelaskan, kontrak elpiji ini masih berupa tahap percobaan, sehingga perusahaan belum mengimpor dalam volume yang banyak. Sayangnya, dia tidak ingat apakah LPG ini didatangkan melalui kontrak dengan produsen atau melalui perantara
(trader)."Impor elpiji belum langsung sih, tapi secara operasi tahun ini sudah ada satu atau dua kargo dari AS. Kami pun sebenarnya sudah punya kontrak dengan salah satu
major company. Mereka punya portfolio di AS, LPG-nya dibawa ke sini," papar Daniel di sela-sela Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex 2017, Rabu (17/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daniel mengaku menggunakan harga sesuai dengan Contract Price (CP) Saudi Aramco. Padahal sebenarnya, harga LPG di AS seharusnya berpatokan dengan indeks Mont Belvieu yang lebih murah dibanding CP Aramco.
Daniel beralasan, penetapan harga ini ditentukan langsung oleh produsennya sesuai kontrak yang diteken. "Mereka yang kelola tinggi rendahnya harga LPG dibanding harga AS. Mereka sendiri yang
manage harganya," ujarnya.
Dia melanjutkan, penjualan LPG dari AS ke Asia ini juga dianggapnya sebagai upaya diversifikasi pasar LPG negara Paman Sam tersebut. Menurutnya, saat ini, AS juga tengah membandingkan peluang ekspor antara Eropa dan Asia. Jika harga ke Asia dianggap lebih bagus, maka AS tak segan menambah jumlah ekspornya.
"
Once pasarnya memungkinkan, ya pasti mereka bawa ke sini," tambah Daniel.
Sebelumnya, Pertamina mengatakan akan mengimpor LPG dari AS untuk mengakomodasi kebutuhan LPG yang terus meningkat. Pada tahun 2017, konsumsi LPG Indonesia diperkirakan menembus 7 juta metrik ton atau meningkat dibanding tahun 2016 sebesar 6,67 juta ton.
Adapun, sebanyak 70 persen pengadaan elpiji di tahun ini rencananya akan didatangkan dari luar negeri. Sementara itu, sisanya didatangkan dari kilang LPG milik Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur.