Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menegaskan, sekuritisasi aset akan dilakukan bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. Pasalnya, pembangkit tersebut butuh untuk dilakukan revitalisasi.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengatakan, sekuritisasi aset bagi PLTU Suralaya diperlukan karena pembangkit tersebut dinilai sudah uzur. Saat ini, listrik yang dihasilkan pembangkit tersebut terbilang tidak efisien.
"Dana sekuritisasi rencananya akan kami alokasikan bagi pembangkit tersebut karena sudah tua, tidak efisien, jadinya harus bangun lebih bagus," ujar Nicke ditemui di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Selasa (23/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahap awal, perusahaan akan merevitalisasi dua unit dari empat pembangkit yang rencananya akan diperbaiki. Angka itu mengambil porsi 50 persen dari total unit pembangkit sebanyak delapan unit.
"Nanti kami akan lakukan perencanaan desain dan teknologinya," ungkapnya.
PLTU Suralaya merupakan aset milik anak usaha PLN, PT Indonesia Power. Rencana sekuritisasi aset pun sudah memperoleh restu Kementerian BUMN. Pemerintah pun berharap PLN dapat memperoleh dana segara mencapai Rp10 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Kendati demikian, PLN mengaku hingga kini belum mendapatkan peminat surat berharga tersebut. Namun, perusahaan telah melakukan serangkaian roadshow untuk menawarkan sekuritisasi ini.
Setelah mendapatkan peminat, penentuan investor dari sekuritisasi aset tersebut akan dilakukan melalui proses lelang. mmelalui proses lelang. Namun menurutnya, proses itu belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Kemarin kita sudah roadshow ke investor, tinggal tunggu respon. Target penyelesaiannya kapan, kami belum tahu. Masih lama ," paparnya.
Sebagai informasi, PLTU Suralaya merupakan pembangkit dengan bahan baku batu bara terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 3.400 Megawatt (MW). Pembangkit tersebut saat ini dioperasikan oleh anak usaha PLN, PT Indonesia Power.
PLN berencana melakukan sekuritisasi Efek Beragun Aset (EBA) demi menambah permodalan demi proyek ketenagalistrikan di seluruh Indonesia. Pelaksanaan EBA ini akan menambah skema pendanaan yang sebelumnya telah dilakukan perusahaan setelah sebelumnya PLN mencari pendanaan melalui pinjaman perbankan, obligasi, penerusan pinjaman (
Subsidiary Loan Agreement/SLA), hingga pinjaman dengan
Export Credit Agency (ECA).Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro sebelumnya mengatakan, sekuritisasi aset dapat meningkat modal PLN guna mendorong ekspansi bisnis.
"Rencananya (sekuritisasi aset BUMN) Juni, yang duluan adalah PLN," ujarnya bulan lalu