Jakarta, CNN Indonesia -- PT Integra Indocabinet menargetkan raihan dana sebesar Rp565-Rp848 miliar dari gelaran penawaran umum saham perdana (
Initial Public Offering/IPO).
Direktur Utama Integra Indocabinet Halim Rusli menyatakan, perusahaan akan melepas 2,69 miliar lembar saham ke publik atau setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Sementara itu, harga yang ditawarkan perusahaan berkisar Rp210-Rp315 per saham. Nantinya, perusahaan akan menggunakan sebagian besar raupan dana IPO atau sebesar 56 persen akan digunakan untuk belanja modal (
capital expenditure/capex) tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, jika harga saham yang terbentuk dapat mencapai batas teratas, maka dana yang akan diperoleh perusahaan tahun ini sebesar Rp474,88 miliar. Sementara, 33 persen akan digunakan untuk membayar pinjaman.
"Sisanya digunakan untuk modal kerja. Semua tergantung proses
book building. Proporsi penggunaan dana ini dapat dilakukan penyesuaian dengan prioritas pada penggunaan belanja modal," papar Halim, Rabu (24/5).
Dalam aksi korporasi ini, perusahaan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi (
underwriter), di antaranya PT Bahana Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT BCA Sekuritas.
Perusahaan menargetkan dapat penyertaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 16 Juni 2017, sedangkan masa penawaran umm akan dilakukan pada 19-20 Juni 2017. Sehingga, pencatatan ditargetkan dapat dilangsungkan pada 23 Juni 2017.
Sementara, perusahaan tidak hanya melakukan roadshow di Indonesia. Perusahaan juga berharap ada investor asing yang masuk ke perusahaan. Beberapa negara yang dituju oleh perusahaan, yakni Singapore, Kuala Lumpur, dan Hong Kong.
Sekadar informasi, Integra Indocabinet merupakan salah satu perusahaan yang berada di bawah Grup Integra. Perusahaan berdiri pada tahun 1989 yang pada awalnya memproduksi plastik dan rak CD kayu yang diekspor ke Amerika Serikat (AS).
Seiring berjalannya waktu, perusahaan mengembangkan usahanya untuk memproduksi mebel sederhana. Saat ini, perusahaan menguasai
market share 5,2 persen dari total produksi mebel di Indonesia.