Pemangkasan Dirasa Kurang, Harga Minyak Susut Lima Persen

CNN Indonesia
Jumat, 26 Mei 2017 08:45 WIB
OPEC sepakat memperpanjang periode pemangkasan produksi, namun investor menginginkan lebih. Karena urung terlaksana, banyak investor melakukan aksi jual.
OPEC sepakat memperpanjang periode pemangkasan produksi, namun investor menginginkan lebih. Karena urung terlaksana, banyak investor melakukan aksi jual. (REUTERS/Stringer).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak menyusut lima persen pada perdagangan hari Kamis waktu Amerika Serikat (AS) setelah organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) mengecewakan investor yang menginginkan pemangkasan produksi yang lebih besar lagi.

Dikutip dari Reuters, Jumat (26/5), OPEC dan beberapa produsen non-OPEC sepakat untuk memperpanjang periode pemangkasan produksi sebesar 1,8 juta barel hingga kuartal pertama 2018. Meski, langkah OPEC dapat terbaca, namun investor menginginkan pembatasan produksi yang jauh lebih baik. Akhirnya, banyak aksi jual yang terjadi sepanjang sesi perdagangan kemarin.

Tercatat, volume perdagangan mencapai 1,1 juta kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI), di mana angka ini merupakan level tertinggi sejak 30 November silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, menteri-menteri dari negara anggota OPEC lainnya tidak melihat urgensi untuk memangkas produksi lebih dalam lagi.

"Kami pertimbangkan beberapa skenario, dari enam bulan hingga 12 bulan dan kami bahkan mempertimbangkan untuk memangkas lebih jauh lagi. Tapi dari segala konsiderasi, sembilan bulan merupakan waktu yang optimal," ujarnya.

Akibatnya, harga Brent LCOc1 melemah US$2,5 per barel ke angka US$51,46 per barel. Sementara itu, harga WTI CLc1 anjlok US$2,46 per bar me angka US$48,9 per barel. Kedua harga patokan ini mengalami persentase penurunan terdalam sejak 8 Maret silam.

Jika minyak berada di level US$50 per barel, maka produksi minyak non-konvensional AS akan terus membengkak. Ujung-ujungnya, aksi tersebut malah mempengaruhi suplai minyak global.

Adapun, produksi minyak AS saat ini bertengger di angka 9,3 juta barel per hari atau meningkat 10 persen sejak pertengahan 2016. Penambahan produksi AS bisa mengganti suplai yang hilang akibat pemangkasan produksi OPEC di akhir tahun mendatang.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER