BUMI Baru Akan Kantongi Izin Rights Issue dan OWK Pekan Depan

CNN Indonesia
Jumat, 26 Mei 2017 13:34 WIB
Izin efektif penerbitan rights issue dan Obligasi Wajib Konversi (OWK) dari OJK mundur dari seharusnya hari ini menjadi pekan depan.
Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengaku masih harus melengkapi sejumlah dokumen untuk mengantongi izin efektif rights issue maupun penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengaku baru akan mengantongi izin efektif penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dan Obligasi Wajib Konversi (OWK) pada pekan depan, atau mundur dari jadwal semula pada hari ini. 

Sekretaris Perusahaan dan Direktur BUMI Dileep Srivastava mengaku, mundurnya pemberian izin efektif tersebut dari jadwal semula di pekan ini semata-mata terkait permasalahan prosedur.

"Secara prosedur mundur satu pekan, kami harapkan pekan depan," terang Dileep kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dileep, satu pekan merupakan waktu maksimal dalam pemberian izin penerbitan rights issue dan OWK dari OJK. Adapun prosedur yang masih harus dipenuhi pihaknya, berkaitan dengan penambahan beberapa dokumen.

"Sedang proses, kami ekspektasi maksimal pekan depan," imbuhnya.

Asal tahu saja, izin efektif rights issue dan OWK seharusnya dikantungi BUMI pada hari ini. Manajemen pun sebelumnya menyebutkan optimistis mendapatkan izin dari OJK.

"Sesuai rencana efektif tanggal 26 Juni, kami optimistis akan mendapatkan efektif dari OJK. Perusahaan dan institusi bantuk kami mendapatkan itu dari OJK," paparnya Rabu (24/5).

Penerbitan rights issue dan OWK ini merupakan usaha perusahaan dalam melakukan restrukturisasi utang sebesar US$4,2 miliar.

Rencananya, perusahaan akan menerbitkan saham baru dengan nilai investasi mencapai Rp35 triliun atau sekitar US$2,6 miliar dengan nilai Rp926 per saham. Namun, perusahaan mengubah harga pelaksaaan OWK menjadi Rp1 per unit dari sebelumnya Rp926,16 per unit.

"Kami berkonsultasi dengan KSEI terkait obligasi wajib konversi, dan memutuskan untuk menurunkan denominasi dari Rp926,16 per unit menjadi Rp1 per unit demi mempermudah penerbitan tanpa warkat (scriptless)," jelas dia.

Nantinya, perusahaan akan menawarkan saham baru kepada kreditur seperti, China Investment Corporation (CIC), UBS, Axis Bank, dan Castleford.

Sebagai informasi, jumlah saham yang diterbitkan untuk kebutuhan restrukturisasi utang mencapai 28,75 miliar saham. Dengan demikian, total saham setelah penerbitan tersebut akan menjadi 65,38 miliar.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, pihak OJK masih enggan memberikan komentarnya terkait mundurnya pemberian izin efektif untuk Bumi Resources tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER