BUMI Ubah Harga Obligasi Konversi Usai Konsultasi dengan KSEI

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mei 2017 20:37 WIB
Perusahaan memutuskan untuk menurunkan denominasi dari Rp926,16 per unit menjadi Rp1 per unit demi mempermudah penerbitan tanpa warkat (scriptless).
Selain merubah harga obligasi wajib konversi, PT Bumi Resources Tbk juga akan menambah unit yang diterbitkan menjadi 8,45 triliun. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengubah harga pelaksaaan obligasi wajib konversi (OWK) menjadi Rp1 per unit dari sebelumnya Rp926,16 per unit. Seperti diketahui, OWK ini merupakan bagian upaya restrukturisasi utang perusahaan dalam menerbitkan rights issue sekitar US$2,6 miliar.

Sekretaris Perusahaan dan Direktur BUMI Dileep Srivastava menjelaskan, perubahan dilakukan setelah melakukan konsultasi dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

"Kami berkonsultasi dengan KSEI terkait obligasi wajib konversi, dan memutuskan untuk menurunkan denominasi dari Rp926,16 per unit menjadi Rp1 per unit demi mempermudah penerbitan tanpa warkat (scriptless)," kata Dileep, Rabu (24/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski denominasi berubah, manajemen menegaskan nilai nominal OWK dan jumlah saham dari konversi tidak diubah. Untuk menyesuaikan itu, jumlah unit OWK yang diterbitkan ditambah menjadi 8,45 triliun dari sebelumnya sebanyak 9,13 miliar.

"Jumlah saham dari konversi OWK akan mengacu pada harga konversi yang berlaku pada saat konversi," terang dia.

Ia menambahkan, perhitungan konversi pemilik saham berubah dari sebelumnya 100 saham untuk 15 OWK, menjadi 100 saham untuk 23.089 unit dengan harga Rp1 per OWK.

Adapun penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian restrukturisasi yang dilakukan perseroan. Selain obligasi, restrukturisasi akan dilakukan dengan penerbitan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dulu (HMETD) atau rights issue.

Sebagai informasi, jumlah saham yang diterbitkan untuk kebutuhan restrukturisasi utang mencapai 28,75 miliar saham. Dengan demikian, total saham setelah penerbitan tersebut akan menjadi 65,38 miliar.

Penerbitan rights issue tengah menunggu izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Jumat (26/5) mendatang. Perusahaan pun optimistis akan mendapatkan izin OJK meski batas waktu pemberian izin sudah dekat.

"Sesuai rencana efektif tanggal 26 Juni, kami optimistis akan mendapatkan efektif dari OJK. Perusahaan dan institusi bantuk kami mendapatkan itu dari OJK," paparnya.

Perusaaan sendiri tercatat memiliki utang kepada beberapa pihak, seperti China Investment Corporation (CIC), UBS, Axis Bank, dan Castleford yang mencapai US$4,2 miliar.

Adapun dalam penerbitan obligasi tersebut, PT Danatama Kapital Investama akan menjadi pembeli siaga dari aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER