Pemerintah Bakal Panggil Pertamina Soal Blok East Natuna

CNN Indonesia
Selasa, 30 Mei 2017 06:50 WIB
Pengembangan blok East Natuna dikatakan agak sulit dan terbilang mahal mengingat kandungan karbon dioksidanya mencapai 72 persen.
Pengembangan blok East Natuna dikatakan agak sulit dan terbilang mahal mengingat kandungan karbon dioksidanya mencapai 72 persen. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar bakal memanggil PT Pertamina (Persero) terkait kajian teknis dan pemasaran (Technical and Market Review/TMR) blok East Natuna.

Sebelumnya, blok East Natuna rencananya akan digarap oleh konsorsium Pertamina, ExxonMobil, dan PTT Exploration and Production (PTTEP). Namun, pengembangan blok East Natuna dikatakan agak sulit dan terbilang mahal mengingat kandungan karbondioksida-nya mencapai 72 persen. 

Pada awalnya, penandatanganan kontrak bagi hasil (production sharng cost/PSC) East Natuna pada akan ditandangani pada September 2016. Namun, hal ini tidak jadi dilakukan karena Kementerian ESDM menganggap Pertamina belum siap. Setelah itu, pelaksanaan PSC kembali diundur karena masih menunggu hasil kajian TMR.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arcandra mengaku telah mendengar perihal rampungnya kajian TMR tersebut. Namun, pihaknya belum menerima dokumen tersebut.

"Nanti saya panggil [Pertamina]. Saya akan berdiskusi dengan Pertamina apa hasilnya," tutur Arcandra di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Senin (29/5).

Sebagai informasi, blok East Natuna memiliki volume gas di tempat (Initial Gas in Place/IGIP) sebesar 222 triliun kaki kubik (tcf) dan cadangan terbukti sebesar 46 tcf. Selain itu, blok di Laut Cina Selatan ini juga memiliki cadangan minyak sebesar 36 juta barel.

Kementerian ESDM pernah menyebut, penandatanganan kontrak PSC East Natuna diharapkan bisa terlaksana pada akhir tahun ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER