Surat Utang Rp2 Triliun PLN Tawarkan Kupon Hingga 8,5 Persen

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jun 2017 14:44 WIB
PLN akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan.
PLN akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk untuk untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menerbitkan surat berharga (obligasi) dan surat berharga syariah (Sukuk Ijarah) sebanyak-banyaknya sebesar Rp2 triliun. Terdiri dari Rp1,6 triliun untuk obligasi dan Rp400 miliar untuk sukuk ijarah.

Rencana penerbitan tersebut bertajuk Obligasi Berkelanjutan ll Tahap I dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan ll Tahap I Tahun 2017. Penerbitan ini merupakan bagian dari program Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan ll dengan total target dana yang dihimpun maksimal sebesar Rp 10 triliun, terdiri dari Rp8 triliun untuk obligasi dan Rp2 triliun untuk sukuk ijarah.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan bahwa kedua surat utang tersebut rencananya masing-masing diterbitkan dalam tiga seri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seri A tenor lima tahun, seri B tenor tujuh tahun, dan seri C tenor 10 tahun," ujarnya di Kantor Pusat PLN, Selasa (6/6).

Untuk obligasi dan sukuk ini memiliki tingkat kupon yang berbeda. Seri A tenor lima tahun memiliki kupon 7,2 persen-7,7 persen, seri B tenor tujuh tahun dengan kupon 7,5 persen-8,1 persen dan seri C tenor 10 tahun 7,5 persen-8,5 persen.

Obligasi dan sukuk yang diterbitkan PLN ini telah mendapat peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

PLN akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan lndonesia.

Saat ini perusahaan listrik pelat merah itu memiliki tiga segmen bisnis, yakni pembangkit listrik, transmisi dan distribusi. Hingga akhir 2016, PLN menguasai 79 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit listrik atau sekitar 43.294 MW. Kapasitas tersebut meningkat 3,3 persen dibandingkan 2015 yang sebesar 41.895 MW.

"Selain punya pembangkit listrik, kami juga bertindak sebagai pembeli utama listrik dari produsen listrik mandiri (Independent Power Producer/IPP)," ujarnya.

Perseroan telah menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities, dan PT Mandiri Sekuritas, sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriter). Sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bertindak selaku wali amanat.

Masa penawaran awal (bookbuilding) akan berlangsung pada 6 hingga 15 Juni 2017. Pernyataan efektif dari Otoritas jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada akhir Juni 2017. Sementara penawaran umum diharapkan berlangsung pada awal Juli yaitu 3 hingga 6 Juli 2017 dan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 juli 2017.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER