Jakarta, CNN Indonesia -- Ada perumpamaan, jika ingin melihat geliat pertumbuhan ekonomi, datang saja ke Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat. Dari sana, potret aktivitas ekonomi kelas menengah dan bawah tergambar jelas.
Sebagai pusat perbelanjaan grosir terbesar di Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara, Pasar Tanah Abang menjadi magnet bagi banyak pembeli dari ibukota, seluruh Indonesia maupun luar negeri.
Tak terkecuali pada saat ramadan dan jelang lebaran seperti ini. Banyak orang memanfaatkan Pasar Tanah Abang sebagai pilihan berbelanja kebutuhan hari raya keagamaan umat terbesar di Indonesia. Memasuki pekan kedua ramadan, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, pengunjung Pasar Tanah Abang makin menjamur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di setiap blok, toko-toko dipadati oleh pengunjung. Tampak para pedagang tengah sibuk melayani calon pembeli yang ingin membawa oleh-oleh baju lebaran bagi sanak keluarga saat mudik nanti.
Tentu, peningkatan pengunjung Pasar Tanah Abang menjadi berkah bagi setiap pemilik lapak yang menjajakan dagangannya. Ini berarti, para pedagang akan terus menggulung omzet.
Sukirman (57 tahun), salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang mengaku, kebanjiran pengunjung, bahkan sejak sepekan jelang ramadan. Kebanyakan pengunjung yang datang merupakan kaum ibu-ibu yang rela menghabiskan waktu mereka sepanjang hari berburu barang di Pasar Tanah Abang.
Apalagi, pada hari-hari tertentu, seperti Senin dan Kamis. Menurut Sukirman, Senin dan Kamis menjadi hari favorit pengunjung untuk berbelanja. “Mereka tahu (berkunjung pada Senin dan Kamis) lantaran barang-barang baru dipasok ulang para distributor,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/6).
Sukirman mengatakan, dengan modal Rp30 juta, ia bisa memasok lima kodi untuk masing-masing jenis baju koko yang didatangkan dari Bandung dan Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari modal tersebut, ia mampu mendulang omzet hingga nyari tujuh kali lipat atau menjadi Rp200 juta.
Baju koko yang yang dilegonya banyak diminati pembeli karena harganya relatif murah. Ia menyebut, pembeli bisa merogoh kocek paling sedikit Rp75 ribu - Rp80 ribu per potong. Sementara, yang paling mahal dijual sebesar Rp175 ribu per potong.
"Karena lokal, jadi lebih murah, Rp 75 ribu udah dapat. Paling mahal saja Rp 175 ribu. Kualitasnya juga nggak kalah sama impor," imbuh Sukirman.
 Aktivitas belanja masyarakat di Pasar Tanah Abang. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari). |
Dari Mall ke Tanah Abang
Bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, pesona Pasar Tanah Abang menjelang hari raya memang lebih menarik dibandingkan pusat perbelanjaan modern, seperti mal. Selain harga, produk tekstil yang ditawarkan di Pasar Tanah Abang tak kalah beragamnya. Bahkan, tren mode terbaru pun banyak ditawarkan.
Nadia Safitri (32 tahun) mengaku, setiap tahun, sengaja menyempatkan diri mengunjungi Pasar Tanah Abang hanya saat lebaran. Alasannya sederhana, harga yang ditawarkan di pasar ini lebih terjangkau jika dibandingkan dengan di mal. Apalagi, ia berniat membeli dalam jumlah banyak untuk para sanak saudara dan keluarga besarnya.
"Kalau di mal, beli baju muslim skala banyak itu bisa berjuta-juta. Itu juga cuma beberapa pasang. Kalau di sini ada yang modelnya sama kaya di mal, tapi harganya cukup separuh dari harga," tutur Nadia.
Hari itu, Senin (5/6), meski panas matahari menyengat, ia tetap bersemangat datang ke Pasar Tanah Abang untuk mencari busana muslim gamis jenis syar'i. Sejak tahun lalu, model baju ini memang tengah naik daun di kalangan remaja perempuan hingga ibu-ibu.
Bahkan, hingga tahun ini, gamis syar'i juga masih menduduki urutan teratas sebagai pakaian yang paling laris dicari selama ramadan. Di Pasar Tanah Abang, baju gamis syar’i dibanderol mulai dari Rp125 ribu hingga Rp150 ribu bergantung bahan, corak, dan variasi.
"Di mal, baju seperti ini harganya bisa Rp500 ribuan, bahannya lebih bagus sih. Tetapi, kalau beli dengan jumlah banyak kan, kami tekor juga," jelas Nadia sembari tertawa.
 Seorang pembeli tengah bertransaksi dengan penjual di Pasar Tanah Abang. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari). |
Transaksi Non Tunai Meningkat
Menariknya, kesadaran akan keamanan bertransaksi secara non tunai para pedagang dan konsumen meningkat. Di Blok A Tanah Abang, misalnya, transaksi non tunai mencapai 60 persen.
"Nilai transaksi setiap harinya di Blok A antara Rp 150 miliar - Rp 200 miliar. Transaksi non tunai yang menggunakan kartu debit dan transfer. Konsumen yang transfer itu umumnya pelanggan yang sudah dikenal," kata Arifin Mulyadi, salah satu pengelola Pasar Tanah Abang Blok A.
Menurutnya, kesadaraan bertransaksi non tunai karena pedagang dan konsumen merasa aman dari tindak kejahatan. Kemudian mudah dan efisien.
Peningkatan tersebut, ia melanjutkan, mendorong pengelola pasar untuk lebih meningkatkan infrastruktur teknologi dan elektronifikasi pasar agar pengunjung lebih nyaman berbelanja.
 Barang yang dijajakan pedagang di Pasar Tanah Abang. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari). |
Petugas Kereta Stasiun Tanah Abang Ditambah
Bagi masyarakat yang ingin berbelanja, Pasar Tanah Abang boleh menjadi rujukan. Selain menawarkan keunggulan harga dan produk yang beragam, posisinya yang terletak di pusat kota Jakarta juga relatif mudah dicapai. Banyak angkutan umum yang melintas disekitarnya mulai dari bus, angkutan kecil, taksi, ojek, hingga bajaj (angkutan roda tiga).
Tak terkecuali commuter line yang mendatangkan pengunjung dari berbagai area di luar Jakarta, seperti Bekasi, Tangerang, dan Bogor. Pengelola commuter line, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengungkapkan, terjadi lonjakan penumpang di Stasiun Tanah Abang dalam beberapa hari terakhir.
“Kenaikannya sampai 30 persen lah dari hari-hari biasanya,” terang Andi Nur Sofyan, salah satu petugas KCJ Stasiun Tanah Abang.
Nah, untuk meningkatkan keamanan dan kenyaman penumpang, KCJ berencana menambah petugas pengamanan di stasiun hingga sebanyak 16 orang. Jumlah itu di luar petugas keamanan yang memang rutin berjaga-jaga.
Untuk mengurai antrian transaksi di loket maupun vending machine, KCJ juga menyiapkan tambahan dua titik penjualan atau mobile point of sales (POS) di stasiun Tanah Abang.