Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melansir jumlah investasi perusahaan asuransi jiwa dalam tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp420,82 triliun atau tumbuh 21,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp346,79 triliun.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, mayoritas investasi ditempatkan dalam portofolio reksa dana, yakni sebesar 32,9 persen. Porsi itu meningkat 26,3 persen jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Selanjutnya, investasi yang ditempatkan ke keranjang saham sebesar 29,1 persen atau naik 34 persen dari sebelumnya. Lalu sebanyak 14,6 persen terparkir di Surat Berharga Negara (SBN), deposito 12 persen, dan properti 2,4 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total investasi yang meningkat ini mengakibatkan aset industri asuransi jiwa naik 19,8 persen. Hal ini menandakan asuransi jiwa Indonesia berkembang," papar Hendrisman, kemarin.
Menurutnya, beberapa saham yang dipilih merupakan saham yang berada dalam indeks LQ45 atau saham yang berkapitalisasi besar (big caps) dan liquid.
Nantinya, sambung Hendrisman, untuk penempatan investasi di saham sendiri akan berkurang hingga akhir tahun ini. Pasalnya, sebagian investasi yang berada di pasar modal akan dialihkan ke portofolio lain, seperti reksa dana dan SBN.
"Reksa dana imbal hasilnya stabil," imbuhnya.
Adapun, menanggapi total investasi di SBN yang masih jauh dari jumlah minimal yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 30 persen, Hendrisman mengaku, industri asuransi jiwa membutuhkan relaksasi dari pemerintah.
"Kami tetap harus meyakinkan aturan itu dipenuhi. Artinya, kami pelaku industri bahu-membahulah," jelasnya.