
BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini
Safyra Primadhyta, CNN Indonesia | Jumat, 16/06/2017 16:23 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari sebelumnya 5,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 5,17 persen (yoy).
"Saya lihat bahwa memang ada koreksi, yang utama pada kuartal III 2017," tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Kantor BI, Jumat (16/6).
Sayangnya, Agus tidak menyebutkan secara rinci terkait besaran dan penyebab koreksi tersebut. Menurut Agus, industri perbankan dan korporasi masih melakukan konsolidasi. Akibatnya, kontribusi keduanya masih belum maksimal dalam mendorong ekonomi.
Kendati demikian, BI meyakini penyaluran kredit tahun ini masih bisa tumbuh dua digit di kisaran 10 hingga 12 persen atau membaik dari tahun lalu yang hanya tumbuh 7,8 persen.
"Kami harap konsolidasi korporasi dan perbankan bisa selesai sehingga proses pemulihan Indonesia akan berjalan dengan baik menuju 2018," ungkapnya.
Secara umum, Agus menilai perekonomian tahun ini masih berada dalam masa pemulihan dan menunjukkan perbaikan dibanding tahun lalu. Sumber pertumbuhan itu utamanya berasal dari peningkatan konsumsi dan membaiknya ekspor-impor. Hal itu seiring dengan membaiknya perekonomian global dan harga komoditas.
Selain itu, investasi yang masuk juga lebih beragam dari swasta dan pemerintah, tidak hanya bergantung dari proyek pemerintah di sektor infrastruktur."Bahkan untuk investasi non bangunan sudah mulai meningkat, khususnya di sektor konstruksi," jelasnya.
Untuk itu, meskipun bank sentral Amerika Serikat (AS) meningkatkan suku bunga acuannya pekan ini sebesar 25 basis poin, BI memutuskan mempertahankan BI 7 Days Reverse Repo rate di level 4,75 persen.
"Kami meyakini bahwa 4,74 persen itu betul sejalan dengan kondisi stabilitas sistem keuangan dan makroekonomi yang sedang berjalan," ujarnya.
Sebelumnya, pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan lalu, Agus memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV tahun ini setidaknya mampu melampaui 5,2 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal II diperkirakan akan ada di kisaran 5,1 persen atau lebih baik dibandingkan kuartal 1 2017 yang realisasinya mencapai 5,01 persen.
"Saya lihat bahwa memang ada koreksi, yang utama pada kuartal III 2017," tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Kantor BI, Jumat (16/6).
Sayangnya, Agus tidak menyebutkan secara rinci terkait besaran dan penyebab koreksi tersebut. Menurut Agus, industri perbankan dan korporasi masih melakukan konsolidasi. Akibatnya, kontribusi keduanya masih belum maksimal dalam mendorong ekonomi.
Kendati demikian, BI meyakini penyaluran kredit tahun ini masih bisa tumbuh dua digit di kisaran 10 hingga 12 persen atau membaik dari tahun lalu yang hanya tumbuh 7,8 persen.
"Kami harap konsolidasi korporasi dan perbankan bisa selesai sehingga proses pemulihan Indonesia akan berjalan dengan baik menuju 2018," ungkapnya.
Secara umum, Agus menilai perekonomian tahun ini masih berada dalam masa pemulihan dan menunjukkan perbaikan dibanding tahun lalu. Sumber pertumbuhan itu utamanya berasal dari peningkatan konsumsi dan membaiknya ekspor-impor. Hal itu seiring dengan membaiknya perekonomian global dan harga komoditas.
Untuk itu, meskipun bank sentral Amerika Serikat (AS) meningkatkan suku bunga acuannya pekan ini sebesar 25 basis poin, BI memutuskan mempertahankan BI 7 Days Reverse Repo rate di level 4,75 persen.
"Kami meyakini bahwa 4,74 persen itu betul sejalan dengan kondisi stabilitas sistem keuangan dan makroekonomi yang sedang berjalan," ujarnya.
Sebelumnya, pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan lalu, Agus memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV tahun ini setidaknya mampu melampaui 5,2 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal II diperkirakan akan ada di kisaran 5,1 persen atau lebih baik dibandingkan kuartal 1 2017 yang realisasinya mencapai 5,01 persen.
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
EKOPEDIA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

H-3 Bebas Pajak Mobil dan DP Nol Persen, Aturan Belum Siap
Ekonomi • 1 jam yang lalu
Cara Hindari Card Skimming, Penyebab Rekening Terkuras
Ekonomi 1 jam yang lalu
4 Provinsi yang Dapat Perizinan Investasi Industri Miras
Ekonomi 30 menit yang lalu