Pemerintah Janjikan Insentif untuk Industri Petrokimia Masela

CNN Indonesia
Selasa, 20 Jun 2017 05:05 WIB
Insentif itu diberikan sebagai kompensasi kepada perusahaan karena mau menyerap gas dengan harga batas bawah US$5,86 per MMBTU.
Insentif itu diberikan sebagai kompensasi kepada perusahaan karena mau menyerap gas dengan harga batas bawah US$5,86 per MMBTU. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengatakan tiga perusahaan yang akan berinvestasi di kompleks petrokimia dekat kilang gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) blok Masela bakal mendapatkan insentif. Insentif itu diberikan sebagai kompensasi kepada perusahaan karena mau menyerap gas dengan harga batas bawah US$5,86 per MMBTU.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, ketiga perusahaan yang akan membangun di kompleks petrokimia Masela yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Elsoro Multi Pratama, dan PT Kaltim Methanol Industry.

Ia menambahkan, ketiga perusahaan sebelumnya telah diundang untuk mempresentasikan kalkulasi keekonomian jika nanti jadi menyerap gas dari Masela. Nantinya, pemerintah menggelar rapat lagi demi menentukan jenis insentif apa yang cocok bagi perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sedang memikirkan, dari sektor pemerintah kira-kira insentifnya apa. Tapi kami disuruh rapat lagi (untuk tetapkan insentif)," jelas Sigit di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Senin (19/6).

Melengkapi ucapan Sigit, Direktur Industri Kimia Dasar Ditjen IKTA Kemenperin Muhammad Khayam menuturkan, pemberian insentif merupakan hal yang lumrah untuk menjaga keekonomian industri. Menurutnya, bentuk insentif yang bisa digunakan adalah fasilitas libur pajak (tax holiday).

Pemerintah sendiri tak khawatir untuk memberlakukan tax holiday karena penerimaan pajak penghasilan badan (PPh) dari tiga industri itu diperkirakan bernilai jumbo. "Memang di awal, industri perlu dibantu dulu dengan cara insentif. Nantinya, itu bisa menghasilkan pajak yang besar," terangnya.

Sebagai tindak lanjut, rencananya investor petrokimia, dan kontraktor blok Masela, Inpex Corporation akan kembali bertemu pemerintah tanggal 17 Juli mendatang demi membahas harga serta alokasi gas yang optimal.

"Nanti keekonomiannya dilihat secara integrasi, baik dari segi pembangunan kilang maupun dari industri. Di tanggal 17 Juli nanti kami minta mereka presentasi, bisanya di harga berapa, alokasinya juga. Kami minta mereka mulai merespon secara betul-betul," pungkas Khayam.

Sebagai informasi, kepastian penyerapan gas Masela menjadi krusial agar Inpex bisa melakukan kajian awal konfigurasi kilang, atau yang biasa disebut Preliminary Front End Engineering Design (Pre FEED). Jika pembeli gas sudah berkomitmen dan melakukan kontrak, maka kapasitas final kilang LNG bisa ditentukan.

Jika gas pipa bisa diserap sebanyak 474 MMSCFD, maka kilang LNG Masela diharapkan memiliki kapasitas 7,5 million ton per annum (MTPA). Sementara itu, jika penyerapan gas pipa tak mencapai angka yang dimaksud, maka kilang LNG Masela akan dibangun dengan kapasitas 9,5 MTPA dan hanya alirkan gas pipa sebesar 150 MMSCFD.

Pemerintah sendiri berharap komitmen penyerapan gas ini dalam bentuk kontrak dengan syarat dan ketentuan tertentu. Kontrak ini diharapkan bisa ditandatangani dalam jangka waktu tiga bulan sebelum Inpex melakukan Pre-FEED.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER